jpnn.com - JAKARTA - Posisi Aburizal Bakrie (ARB) alias Ical tidak hanya akan dievaluasi untuk menjadi calon presiden, namun posisinya sebagai ketua umum Partai Golkar pun ikut rawan.
Posisi orang nomor satu di parpol berlambang pohon beringin ini disebabkan ARB Ical tak mampu untuk mendulang suara partai melebihi 20 persen di pemilu legislatif (pileg) 9 April lalu.
Kini, muncul tiga nama yang memperebutkan posisi ketum tersebut, yakni Waketum Agung Laksono, politisi senior MS Hidayat, dan Ketua DPP Priyo Budi Santoso.
Namun, suara sumbang yang digelorakan oleh sejumlah politisi senior Golkar, salah satunya, Zainal Bintang, ini dikecam oleh politisi muda Indra Piliang. Menurut Indra, tidaklah mudah menggusur posisi Ical dari jabatannya.
"Nggaklah. Tidak mudah. Menggusur seorang ketua umum partai. Usulan itu sangat aneh," katanya kepada INDOPOS, di Jakarta,kemarin (20/4).
Dia menjelaskan ada aturan yang sangat jelas dalam AD/ART partai. "Minimal didukung 2/3 DPD II seluruh Indonesia yang jumlahnya ratusan itu. Kalau dipaksakan, butuh proses yang sangat panjang. Sehingga mimpi saja hal ini dilakukan sebelum pilpres," cetusnya.
Menurutnya, seandainya akan digelar rapimnas pada Mei mendatang, itu hanyalah bersifat rapat kordinasi. "Rapimnas nanti tidak akan ada agenda gusur-menggusur. Itu sifatnya seperti rakornas untuk melakukan evaluasi. Dan itu hal yang lumrah setiap pemilu digelar," jelasnya.
Dia pun mengimbau kepada elite partai lainnya untuk tidak perlu reaksioner menanggapi suara sumbang dari para politisi senior itu. "Saya yakin elite Golkar adalah para politisi handal dan cerdas. Dan hal-hal pemikiran yang ada saat ini hanya sifatnya membangun dan bukan untuk menghancurkan partai dengan adanya faksi, seperti partai lain," tandasnya.
Diketahui, Zainal Bintang dengan tegas menyatakan bahwa selaku ketum, Ical telah gagal menghantarkan Golkar menjadi pemenang pemilu. Zainal menuturkan, saat ini muncul wacana adanya Munaslub untuk mengganti Ketum Partai Golkar. Kader-kader resah karena saat ini Ical sebagai ketum tidak punya jabatan di pemerintahan.
"Ical sebagai ketum sudah gagal di pileg. Katakanlah kalau dia gagal di pilpres juga, kader bisa bilang bahwa dia tidak punya legitimasi memimpin," ujar salah satu tokoh Golkar ini. (dil)
BACA JUGA: Uang Negara untuk Jamin Koruptor PLN Belawan Dikecam
BACA ARTIKEL LAINNYA... Koalisi Indonesia Raya Sikap Blunder Amien Rais
Redaktur : Tim Redaksi