Secara materi, kata Happy, hasil karyanya sendiri berupa dua buku dan tiga buku yang ditulis bersama penulis lain, cukup menggembirakan
BACA JUGA: Beyonce Dipastikan Raih 4 Grammy
"Dengan menulis, saya jadi tidak perlu terima banyak tawaran sebagai bintang tamu (di TV maupun off air, Red)," ucapnya, di sela peluncuran buku 24 Sauh, di FX Lifestyle, Senin (1/2).Sebagai gantinya, Happy menerima tawaran jadi pembicara yang berkaitan dengan kesusastraan, menghadiri seminar, atau sekadar acara bedah buku
BACA JUGA: Piala di Kehamilan Pertama
"Tidak besar, tapi cukup," ujar perempuan kelahiran Sukabumi, 4 Januari 1980 itu.Suatu saat, Happy mengaku pernah terlena pada kegemarannya menulis
BACA JUGA: Konser Kehormatan untuk Young
Happy melewatkan banyak kesempatan syuting"Sampai akhirnya aku sadar, terlena di satu bidang saja itu tidak baikApalagi, dunia akting juga (yang) membesarkan saya," tuturnya.Selain itu, Happy bahagia menjadi penulis yang dianggapnya sebagai wadah refleksi batinMenulis menjadi salah satu tempat yang paling bisa menerima pemikiran dan curahan hati"Yang lain mungkin bisa lari ke olahraga atau menontonSaya harus tuangkan dalam tulisan," tegasnya.
Ada beberapa anggapan bahwa perempuan menulis adalah perempuan pintarHappy tidak ingin terbuai anggapan ituMenurutnya, menulis merupakan salah satu wujud keinginannya untuk terus belajar"Lagipula, tergantung yang ditulis kan? Kalau menulis stensil, bagaimana? Apa masih dibilang pintar? Saya mungkin tidak pintar, tapi mau belajarDan, katanya, orang yang mau belajar bisa mengalahkan orang pintar," yakinnya.
Karya tulis Happy sejauh ini lebih banyak tentang perempuan dan sindiran terhadap permasalahan sosialDalam 24 Sauh, Happy menyumbang cerpen berjudul Ibu Ida"Ini potret kehidupan jugaBahwa anak jadi jelek bukan hanya karena sering dimarahi orangtuaSayang yang berlebihan juga bisa membuat si anak tidak baikBisa jadi manja salah satunya," ungkap Happy(gen/tia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nikmati Kerja di Dunia Hiburan
Redaktur : Tim Redaksi