Tidak Pintar, Tapi Mau Belajar

Selasa, 02 Februari 2010 – 02:26 WIB
BINCANG - Meneg Pemberdayaan Perempuan, Linda Gumelar, berbincang-bincang dengan Happy Salma, saat peluncuran antologi cerpen dan puisi wanita "24 Sauh" di Plaza FX, Jakarta, Senin (1/2). Foto: Fedrik Tarigan/Indopos.
JAKARTA - Kebahagiaan ganda didapat Happy Salma dari kegemarannya menulisSelain sebagai sarana refleksi batin, menurutnya menulis menghasilkan banyak uang, sehingga bisa membatasi jadwal syuting.

Secara materi, kata Happy, hasil karyanya sendiri berupa dua buku dan tiga buku yang ditulis bersama penulis lain, cukup menggembirakan

BACA JUGA: Beyonce Dipastikan Raih 4 Grammy

"Dengan menulis, saya jadi tidak perlu terima banyak tawaran sebagai bintang tamu (di TV maupun off air, Red)," ucapnya, di sela peluncuran buku 24 Sauh, di FX Lifestyle, Senin (1/2).

Sebagai gantinya, Happy menerima tawaran jadi pembicara yang berkaitan dengan kesusastraan, menghadiri seminar, atau sekadar acara bedah buku
Selain itu, tentu ada royalti dari bukunya yang terjual

BACA JUGA: Piala di Kehamilan Pertama

"Tidak besar, tapi cukup," ujar perempuan kelahiran Sukabumi, 4 Januari 1980 itu.

Suatu saat, Happy mengaku pernah terlena pada kegemarannya menulis
Korbannya adalah dunia keartisan yang sudah lama dia geluti

BACA JUGA: Konser Kehormatan untuk Young

Happy melewatkan banyak kesempatan syuting"Sampai akhirnya aku sadar, terlena di satu bidang saja itu tidak baikApalagi, dunia akting juga (yang) membesarkan saya," tuturnya.

Selain itu, Happy bahagia menjadi penulis yang dianggapnya sebagai wadah refleksi batinMenulis menjadi salah satu tempat yang paling bisa menerima pemikiran dan curahan hati"Yang lain mungkin bisa lari ke olahraga atau menontonSaya harus tuangkan dalam tulisan," tegasnya.

Ada beberapa anggapan bahwa perempuan menulis adalah perempuan pintarHappy tidak ingin terbuai anggapan ituMenurutnya, menulis merupakan salah satu wujud keinginannya untuk terus belajar"Lagipula, tergantung yang ditulis kan? Kalau menulis stensil, bagaimana? Apa masih dibilang pintar? Saya mungkin tidak pintar, tapi mau belajarDan, katanya, orang yang mau belajar bisa mengalahkan orang pintar," yakinnya.

Karya tulis Happy sejauh ini lebih banyak tentang perempuan dan sindiran terhadap permasalahan sosialDalam 24 Sauh, Happy menyumbang cerpen berjudul Ibu Ida"Ini potret kehidupan jugaBahwa anak jadi jelek bukan hanya karena sering dimarahi orangtuaSayang yang berlebihan juga bisa membuat si anak tidak baikBisa jadi manja salah satunya," ungkap Happy(gen/tia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nikmati Kerja di Dunia Hiburan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler