jpnn.com - Siswa belajar di rumah dalam rangka social distancing guna mencegah penyebaran virus corona jenis baru, COVID-19, ternyata tidak harus lewat sistem online. Bagi daerah yang masih terbatas akses internetnya, ada berbagai trik dilakukan para tenaga pendidik.
Mesya M, Jakarta
BACA JUGA: Pemerintah Berencana Pakai Jasa Ojek Online, Gojek dan Grab Siap-siap ya
PARA tenaga pendidik di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, harus berpikir keras bagaimana agar kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap berjalan meski siswa harus di rumah.
Berbeda dengan daerah perkotaan yang banyak fasilitas, di Kabupaten Tegal khususnya Kecamatan Tarub, fasilitas WiFi masih kurang.
BACA JUGA: Social Distancing: Pengemudi Ojek Online, Silakan Taruh Makanan di Depan Pintu
Begitu pula orang tua murid, masih ada beberapa yang tidak mempunyai fasilitas internet. Apalagi dengan pembelajaran daring, otomatis membutuhkan kuota pulsa lumayan banyak.
"Yah, di daerah saya masih kategori daerah miskin. Jangankan beli pulsa untuk kuota, belanja makanan saja diirit apalagi situasi sekarang semua serba mahal. Jadi kami tidak bisa memaksakan belajar online,. Di sekolah juga tidak ada fasilitas WiFi jadi memang harus berinovasi agar siswa tetap mendapatkan pendidikan," kata Aenurrofiq Abdiwibowo, guru honorer nonkategori di SDN Karangjati 01 Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal kepada JPNN.com, Kamis (19/3).
BACA JUGA: Lamunan Honorer K2 tentang Rapelan Gaji PPPK Buyar karena Corona
Aenurrofiq yang juga wakil ketua umum DPP Forum Honorer Non-Kategori 2 PGHRI (Persatuan Guru Honorer Republik Indonesia) ini menyebutkan, agar KBM tetap berjalan, sekolah menerapkan sistem kunjungan ke rumah siswa.
Seluruh siswa sebelum diliburkan dan belajar di rumah, sudah diberikan tugas terstruktur oleh masing-masing guru mata pelajaran maupun wali kelas.
Nah, untuk memastikan siswa belajar di rumah, semua guru baik PNS maupun honorer wajib ke rumah siswa sekaligus untuk silaturahmi dengan wali murid. Kunjungan ini dilakukan selama 14 hari ke depan terhitung sejak 17 Maret.
"Saya mengajar kelas 4 dan jumlah siswanya 36 orang. Setiap hari saya datangi minimal tiga siswa ke rumahnya. Tugas saya memeriksa tugas-tugas yang sudah diberikan kepada siswa sebelum libur. Kalau ada yang tidak dipahami, saya jelasin," tuturnya.
Dia mengakui, agak berat memang harus mengunjungi rumah siswa yang jaraknya lumayan jauh.
Namun, sebagai pendidik, dia dan rekan-rekannya tetap semangat agar anak didiknya mendapatkan hak-hak pendidikan.
Bagi Aenurrofiq, ini sekaligus bisa mengenal dekat 36 siswanya. Melihat bagaimana keseharian siswa dan kondisi keluarganya.
"Alhamdulillah sampai hari ini lancar-lancar saja. Siswa dan orang tua murid sangat responsif. Mereka merasa senang karena dikunjungi gurunya," ucapnya.
Selain memberikan materi pelajaran, guru-guru juga bertugas memberikan edukasi kepada wali murid tentang penyebab dan pencegahan Covid-19 atau virus Corona.
Serta melaksanakan tugas memastikan murid belajar di rumah dalam rangka memutus jaringan penyebaran Covid-19.
"Kami ajarkan juga bagaimana mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun agar higienis. Yang terpenting selalu berdoa kepada Tuhan," terangnya.
Aenurrofiq menyampaikan, atas permintaan bupati Tegal, para guru yang berkunjung ke rumah-rumah orang tua murid ikut mensosialisasikan tentang virus Corona. Ini sebagai upaya memutus jaringan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Tegal. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad