Tidak Tepat Sasaran, Komisi IV Usul Raskin Distop

Senin, 19 Maret 2012 – 14:40 WIB
JAKARTA - Komisi IV DPR RI menilai penyaluran raskin tidak tepat sasaran. Padahal anggaran negara banyak tersedot untuk subsidi beras masyarakat miskin tersebut.

"Yang jadi pertanyaan saya, apakah masyarakat kita akan melarat kalau raskin dihentikan? Kan jawabannya tidak," kata Honeng Sanny, anggota Komisi IV DPR RI saat raker dengan Dirut Perum Bulog, Senin (19/3).

Politisi PDIP ini menambahkan, ketimbang menghabiskan anggaran triliunan rupiah untuk subsidi raski, lebih baik dibelikan alat mesin pertanian agar produksi beras bisa ditingkat.

Kritikan serupa diungkapkan Wakil Ketua Komisi IV Firman Subagyo. Politisi Golkar ini menyebutkan, saat kunjungan ke lapangan, banyak masyarakat miskin yang tidak menerima raskin.

"Saya tanya kepala desanya, apa kalau tidak ada raskin masyarakat akan kelaparan. Mereka bilang tidak, karena banyak pangan lainnya yang bisa dikonsumsi," ujarnya.

Ditegaskannya, bila masyarakat tidak kesulitan kalau tidak ada raskin, harusnya pemerintah memberikan subsidi dalam bentuk lain. Misalnya subsidi pupuk, bibit, dan lain-lain.
"Masyarakat harusnya kita beri kail dan bukannya makanan terus. Ini agar masyarakat bisa tergerak untuk bekerja lebih giat dan tidak manja," katanya.

Namun penolakan PDIP dan Golkar ini dipertanyakan politisi Demokrat. "Memang PDIP merupakan partai oposisi. Tapi kan PDIP ngakunya partai wong cilik, jadi aneh kalau menolak upaya pemerintah memberikan beras untuk wong cilik," tegas Rosyid Hidayat.

Ditambahkan, bukannya mau bicara soal koalisi atau bukan, tapi kenapa anggota dewan tidak mau membantu masyarakat kecil. Raskin itu kan untuk masyarakat miskin, kenapa harus ditolak.

"Harusnya pemerintah mau bagi raskin 14 kali atau 15 atau 16, kita dukung. Siapa sih masyarakat yang menolak diberi beras murah. Yang harus diperbaiki sekarang adalah penyalurannya agar bisa tepat sasaran," terangnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Swasta Kelola Perlintasan Kereta Api

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler