JAKARTA - Jumlah perusahaan BUMN yang berkiprah di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) dipastikan bakal bertambah. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan dukungannya terhadap perusahaan pelat merah yang memenuhi syarat untuk terjun ke lantai bursa.
Dukungan tersebut muncul saat dialog antara SBY dengan pelaku usaha usai pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2012 di gedung BEI, Senin (2/1). SBY menanggapi seorang penanya yang menilai semacam ada trauma dari perusahaan BUMN paska Initial Public Offering (IPO) Garuda Indonesia dan Krakatau Steel (KS).
"Saya mendorong BUMN kita yang sudah kredibel, yang memenuhi syarat," kata SBY. Dia lantas bertanya kepada Menteri BUMN Dahlan Iskan yang hadir dalam dialog tersebut jumlah perusahaan BUMN yang siap IPO. "Ada berapa sasarannya tahun ini?" tanyanya.
Dari Dahlan, SBY mendapat jawaban minimal ada tiga perusahaan BUMN yang siap melantai di BEI. "Kalau Pak Dahlan Iskan bilang minimal tiga, itu biasanya sampainya lima nanti," ujar SBY yang disambut tepuk tangan peserta dialog.
Presiden mengajak untuk belajar dari pengalaman IPO Garuda Indonesia dan KS. Dia setuju untuk memaksimalkan potensi yang ada. "Jangan sampai yang harusnya go public, tidak go public," katanya. Begitu juga dengan kemampuan investasi.
"Jadi kalau ada kekuatan lebih jangan disimpan, jangan didepositokan, disimpen bawah bantal gitu. Harus diinvestasikan. Ini juga mindset kita di dalam menjalankan perekonomian di negeri ini," sambung SBY.
Dalam pengantar dialognya, SBY menyatakan apresiasinya kepada pelaku usaha dan ekonomi yang berkontribusi meningkatkan pertumbuhan perekonomian tanah air. GDP 2011 sebesar USD 820 miliar, nantinya ditargetkan bisa menembus USD 1 triliun.
Sementara pendapatan perkapita masyarakat Indonesia USD 3.400 perorang pertahun. "Jangan sia-siakan momentum dan peluang yang tercipta dengan dinaikkannya kredit rate kita menjadi investment grade," kata SBY.
Ditemui usai acara, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, sampai saat ini sudah ada tiga perusahaan pelat merah siap melakukan penawaran umum saham perdana atau IPO pada 2012. "Yang sudah pasti Semen Baturaja. Itu kira-kira Juni atau Juli 2012," ujarnya. PT Semen Baturaja (Persero) merupakan produsen semen yang 88 persen sahamnya dimiliki pemerintah.
Pihaknya sedang melakukan kajian terhadap harga ideal atas saham yang akan dilepas. Terlebih ada banyak perkembangan terhadap industri semen sehingga memengaruhi kinerja saham dari perusahaan sejenis yang sudah tercatat di bursa. "Kita lagi review, soalnya kemarin (harga saham) Semen Gresik pas akhir tahun harganya kan naik tinggi ya ke 11,450an jadi kita harus review lagi. Ini kan semen sedang bagus," jelasnya.
Sementara untuk dua BUMN lain yang sudah siap masuk bursa tahun ini belum bisa dijelaskan lebih detil. Dahlan mengatakan, laporan terakhir dari deputi terkait menyatakan kesiapannya meskipun belum mendengar secara resmi dari korporasinya. "Intinya IPO BUMN itu kita serahkan ke korporasinya," ucapnya.
Maka seandainya 7 BUMN sekalipun yang menyatakan siap go public pada tahun ini akan didukung. "Intinya mana yang siap saya dukung. Sebab ada tiga hal yang diperhatikan dalam IPO BUMN. Pertama kesiapan dari korporasi, kedua timingnya, ketiga kemampuan penyerapan pasar," ungkap Dahlan.
Analis Mega Capital Indonesia, Arief Fahruri, mengatakan sektor industri semen pada 2012 sangat prospektif karena merupakan sektor pendukung infrastruktur, konstruksi, dan properti yang diprediksi sebagai sektor unggulan pada tahun Naga Api ini. "Pasar akan merespon kehadiran emiten semen. Maka saya rasa rencana Semen Baturaja tahun ini akan positif," ujarnya kepada Jawa Pos, kemarin.
Selain menempatkan sektor properti dan infrastruktur sebagai unggulan sehingga berimbas pada industri semen, katalisator lainnya adalah besarnya penetapan anggaran pemerintah untuk infrastruktur sampai 2014 dan pemain di industri semen relatif sedikit.
"Sektor semen ini sangat sedikit pemainnya terutama yang besar. Kita bisa hitung sendiri mulai dari SMGR (Semen Gresik), SMCB (Holcim), INTP (Indocement), dan akan ada Baturaja. Selebihnya pemain kecil," imbuhnya.
Tanda bahwa sektor semen diminati pasar sudah terlihat pada penutupan IHSG akhir tahun 2011. "Saham SMGR yang merupakan BUMN ditutup di level 14,450 atau naik 46 persen dibandingkan pembukaan 2011 di level 9,850. Saham INTP naik 7,9 persen ke level 17,050 dari 15,800 pada awal 2011. Sementara SMCB ditutup di level 2,175 atau turun 2,2 persen dari 2,225 pada awal 2011.
Kehadiran PT Semen Baturaja setidaknya akan menemani Semen Gresik sebagai satu-satunya perusahaan semen milik pemerintah yang sahamnya tercatat di BEI. Dalam situs resminya, kapasitas terpasang Semen Baturaja sebesar 1.250.000 ton semen per tahun, masing-masing di Pabrik Baturaja 550 ribu ton, Pabrik Palembang 350 ribu ton, dan Panjang 350 ribu ton atau sebesar 2,6 persen dibanding kapasitas terpasang nasional.
Adapun penjualan semen 2012 berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia diperkirakan mencapai 49 juta ton atau naik 13,95 persen dibandingkan 43 juta ton pada 2011. Kenaikan cukup tinggi ini terutama didukung oleh penambahan kapasitas yang dilakukan oleh SMGR, INTP, SMCB, dan Semen Bosowa. Hingga akhir 2011, SMGR menguasai sekitar 37 persen pasar semen nasional diikuti oleh INTP 34 persen dan SMCB 15 persen. (fal/gen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kurangi Antrean, Jasa Marga Tambah 50 E-Toll Pass
Redaktur : Tim Redaksi