jpnn.com, MAKASSAR - Performa PSM Makassar sungguh mengejutkan pada kompetisi Liga 1 musim 2021-2022.
Hal ini berbeda dengan musim-musim sebelumnya.
BACA JUGA: Gagal Menang Lawan Bhayangkara FC, Joop Gall Senang, Kok Bisa?
Mengarungi Liga 1 musim ini, klub berjuluk Pasukan Juku Eja mendatangkan dua juru taktik asing.
Dua pelatih tersebut, yakni Joop Gall dan Milomir Seslija.
BACA JUGA: Intip Rekor Buruk Joop Gall, PSM Makin Terancam Terjungkal ke Liga 2
Milo sudah dipecat karena gagal mencapai target yang telah ditetapkan jajaran manajemen.
Pemecatan Milo karena hanya mampu mempersembahkan empat kemenangan, empat kalah, dan lima kali berakhir imbang.
BACA JUGA: PSM vs Bhayangkara FC Imbang 0-0, Papan Atas Belum Berubah
Seusai memecat Milo, tim kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan itu mendatangkan Joop Gall.
Selain itu, PSM juga merekrut pemain baru.
Namun, sayang penampilan Wiljan Pluim dengan kekuatan pemain baru belum konsisten.
Terlihat dari capaian di putaran kedua Liga terbaik Indonesia.
Berikut tiga fraktor gagalnya PSM bersaing di papan atas Liga 1 musim ini:
1. Putaran Kedua Penampilan Pemain Tidak Konsisten
Penambahan amunisi lokal dan asing pada putaran kedua belum mampu mengantarkan PSM bersaing di papan atas Liga 1.
Bukan hanya itu, penampilan anak asuh Joop Gagal tidak konsisten, terutama dalam enam pertandingan terakhirnya.
Pelatih asal Belanda itu mengakui pemainnya kerap melakukan kesalahan, terutama saat melakukan serangan.
Selain itu, pemain belakang PSM juga selalu blunder.
"Pemain saya selalu melakukan kesalahan yang sama dalam setiap laga," kata Joop Gall.
Kendati demikian dalam partai terakhir, Joop Gal memuji kerja keras pemainnya.
"Saya senang dengan semangat pemain saat lawan Bhayangkara FC. Kami bangga dapat satu poin dari tim kandidat juara," tegasnya.
2. Striker Asing Gagal Menjadi Mesin Gol
Kehadiran Anco Jansen sejak awal musim 2021 belum mampu membuktikan dirinya sebagai striker tajam.
Pemain depan termahal versi transfermarkt baru saja mencetak 5 gol dari semua pertandingannya dengan klub tertua Indonesia tersebut.
Selain Anco, PSM juga mendatangkan legiun asing Golgol Mebrahtu untuk mengisi posisi depan.
Namun sayang dia gagal tampil memuaskan sejauh ini.
Ditambah cedera yang melandanya ketika bergabung Pasukan Ramang.
"Pemain asing belum memuaskan. Saya rasa ini menjadi catatan bagi mereka. Penampilan pemain sangat mengecewakan," kata Sekretaris Jenderal Red Gank, Sadakati Sukma, Minggu (27/2).
3. Dua Pelatih Asing Gagal Mengangkat Performa PSM
Musim 2021-2022 jajaran manajemen PSM membidik gelar juara.
Salah satu langkah yang mereka lakukan adalah mendatangkan pelatih yang memiliki pengalaman.
Salah satunya adalah Milomir Seslija, akan tetapi pelatih yang pernah membawa Arema merasakan juara Piala Presiden itu gagal.
Chief Executive Officer (CEO) PSM Munafri Arifuddin memutus kontrak sang pelatih jelang akhir putaran pertama Liga 1.
Mengarungi kompetisi putaran kedua, PSM menghadirkan Joop Gall untuk mengisi posisi pelatih.
Lagi-lagi, Joop Gall belum mampu membangkitkan PSM dari posisi saat ini.
Parahnya, dia gagal meraih kemenangan dalam enam laga terakhirnya.
Suporter setia PSM langsung reaksi atas raihan Joop Gall.
Mereka mendesak jajaran manajemen untuk turun tangan menyelamatkan tim agar tidak turun degradasi.
"Joop Gall gagal. Kami harap kepada manajemen untuk selamatkan PSM dari jurang degradasi satu," kata Sadakati Sukma. (mcr29/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : M Srahlin Rifaid