Tiga Gerbong Amunisi di Fasilitas Militer Meledak

Kamis, 11 Oktober 2012 – 08:30 WIB
MOSKOW – Serangkaian ledakan  hebat mengguncang Rusia pada Selasa lalu (9/10). Ledakan itu terjadi di sebuah fasilitas uji coba militer Rusia di luar Kota Orenburg, dekat perbatasan Kazakhstan.

Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. Hanya seorang personel militer yang dilarikan ke rumah sakit akibat luka yang dialaminya. Namun, warga di sejumlah desa dan kota di sekitar lokasi itu langsung dievakuasi atau diungsikan untuk menghindari kemungkinan yang tak diinginkan.

Tiga gerbong kereta berisi lebih dari 4 ribu ton amunisi meledak di fasilitas militer Donguz, yang terletak sekitar 40 kilometer dari Kota Orenburg, kawasan Pegunungan Ural, sekitar pukul 08.50 waktu setempat (sekitar pukul 13.50 WIB). Tiga ledakan tersebut menimbulkan awan raksasa di langit Kota Orenburg, sekitar 1.500 kilometer sebelah tenggara Moskow.

Titik api diperkirakan berasal dari stasiun bongkar muat di fasilitas militer itu. Sumber di Departemen Pertahanan Rusia mengklaim bahwa sejumlah amunisi tiba-tiba tersulut api dan meledak.

Yevgeniya Maltseva, jubir Direktorat Investigasi Militer, menyatakan bahwa yang meledak itu termasuk 400 ton aerial bomb (bom yang dijatuhkan dari pesawat atau udara) dan lebih dari 1.300 ton amunisi kedaluwarsa. Rencananya, amunisi dan berbagai bahan peledak tersebut dipindahkan untuk dimusnahkan.

Saat itu, amunisi tersebut ditempatkan dalam beberapa gerbong. Ledakan terjadi pada tiga gerbong. Yang meledak adalah roket, bom udara, dan rudal Uragan. Tayangan di televisi memperlihatkan mendung atau awan putih tebal di atas kawasan tersebut. Awan itu terlihat hingga radius lebih dari satu kilometer.

’’Kawasan yang rusak paling parah adalah permukiman di dekat fasilitas militer,’’ kata pejabat Kota Orenburg. Dia menambahkan bahwa ledakan itu mengakibatkan jendela sekolah dan berbagai bangunan berantakan.

Menurut Jubir Kementerian Darurat Regional Vladislav Zubchenko, sekitar 10 ribu penduduk di empat desa dekat stasiun kereta di Orenburg telah dievakuasi pasaledakan. Dia menjelaskan bahwa ledakan berhenti sekitar pukul 11.30 waktu setempat (pukul 16.30 WIB). Tetapi, kobaran api akibat ledakan belum berhenti. ’’Lebih dari 100 petugas penyelamat telah dikerahkan ke lokasi,’’ katanya tanpa merinci.

Sejumlah laporan menyebutkan bahwa beberapa ribu warga tinggal di kawasan yang terdampak akibat ledakan itu. Pemerintah Rusia dilaporkan juga mengerahkan dua pesawat Il-76 untuk membantu memadamkan kobaran api dan meredam dampak ledakan tersebut.

Pejabat militer Rusia menyatakan bahwa penyelidikan kriminal terkait insiden itu akan dibuka untuk mengusut kemungkinan adanya salah penanganan terhadap amunisi di fasilitas tersebut. Penyelidik militer menduga api sebagai penyulut ledakan itu. ’’Dugaan sementara menyebutkan bahwa api mungkin muncul karena seseorang merokok di lokasi,’’ kata penyelidik militer Yevgeny Ivanov.

Saat insiden itu terjadi, terdapat 300 orang bekerja di lokasi. ’’Komandan (militer) telah mengeluarkan perintah agar meninggalkan lokasi ini,’’ tutur seorang saksi mata kepada surat kabar Izvestia. ’’Kami menjatuhkan semuanya dan meninggalkannya. Jika tidak, 300 orang bisa tewas,’’ lanjutnya.

Yury Alexandrovich Berg, gubernur Orenburg, sedang menghadiri rapat kabinet di Kremlin (pusat pemerintahan di Moskow) saat ledakan terjadi. Rapat dipimpin Presiden Vladimir Putin. Berg langsung meninggalkan rapat begitu mendengar terjadinya ledakan.

’’Yury Alexandrovich, apakah Anda sebaiknya pergi?’’ tanya Putin kepada Berg dalam rapat itu, seperti dikutip kantor berita RIA Novosti. ’’Ya, terima kasih,’’ jawab Berg sebelum meninggalkan pertemuan.

Igor Dmitrachkov, jubir Gubernur Orenburg, kepada kantor berita Interfax menyebut bahwa beberapa rumah penduduk di Kota Pervomaisky rusak parah. Situs berita lokal 56orb.ru yang mengutip keterangan warga menyebut bahwa ledakan tersebut merobohkan atap-atap rumah dan sejumlah pohon di Kota Donguz. Di Orenburg, penduduk setempat juga merasakan guncangan akibat ledakan.

Merespon ledakan tersebut, anggota parlemen menulis surat kepada gubenur dan meminta agar amunisi yang tidak terpakai di Donguz segera dimusnahkan. ’’Merujuk adanya komplain dari penduduk dan kantor kesehatan, surat dari anggota dewan menyatakan kekhawatirannya akan terjadi ledakan berikutnya,’’ tulis Interfax.

Militer kemudian mengumumkan rencana pemusnahan amunisi pada Selasa sore. Karena itu, muncul peringatan bahwa warga akan merasakan getaran akibat ledakan itu. Tim penyelamat mengimbau agar warga setempat tetap tenang karena akan terjadi ledakan sekali lagi.(AFP/AP/Dailymail/cak/dwi )
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pakar AS-Prancis Raih Nobel berkat Fisika Kuantum

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler