JAKARTA - Debut tiga emiten pendatang baru berlangsung suksesItu setelah dalam hajatan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) melawan sentimen negatif market
BACA JUGA: Jelang Lebaran, Mamin Impor Naik
Ketiga emiten debutan itu masing-masing PT Indo Straits Tbk (PTIS), PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU) dan PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO)Sepanjang perdagangan, ALDO tercatat bergerak paling impresif
BACA JUGA: Genjot UKM, MEKAR Gandeng Angel Investor
ALDO mengalami lonjakan paling signifikan yaitu naik 25 poin (11,11 persen) ke posisi Rp 250 per lembar sahamBACA JUGA: Ikut Pameran di Korsel, KKP Butuh Rp35 M
“Meski pasar terkoreksi, investor justru mengambil opsi mengoleksi saham tiga emitenEfeknya, pergerakannya tetap positif,” tutur Viviet S Putri, analis PT Anugerah Securindo Indah, di Jakarta, Selasa (12/7).Viviet menyebut investor yang membeli saham tiga emiten itu telah mengenal rekam jejak emiten dengan baikDengan begitu, para pelaku pasar tidak tergoda melepas meski kondisi pasar tidak kondusifMeski harus diakui secara sektoral emiten-emiten itu sejatinya tidak terlalu baik”Selain itu, jumlah emisi yang dilepas ketiganya tidak terlalu besar,” imbuhnya
Berdasarkan data IPO, jumlah emisi yang diterbitkan ketiga emiten itu relatif kecil yaitu senilai Rp 182,075 miliarDi mana Indo Straits melepas sebanyak 100 juta lembar saham (18,18 persen) pada harga Rp 950 atau senilai total Rp 95 miliar, Sidomulyo Selaras melempar 237 juta lembar saham (30 persen) dengan banderol Rp 225 atau senilai total Rp 53,325 miliar dan, Alkindo Naratama menjajakan 150 juta lembar saham (27,27 persen) dengan harga Rp 225 atau senilai total Rp 33,75 miliar“Mungkin dalam 2-3 hari ke depan masih akan naik,” ucapnya.
Sebenarnya, apresiasi saham tiga emiten itu didukung tren pasar yang tengah membaikSehingga, investor tetap bertahan dan pelaku pasar yang tidak sempat membeli saat IPO, ikut mengoleksi kala perdagangan perdana di pasar sekunder“Investor sepertinya mengabaikan kondisi regional market yang sedang bergejolak,” tandas Eddy Sugito, Direktur Penilaian Perusahaan BEI
Sementara saham perdana Sidomulyo dan Alkindo, lebih banyak diserap investor lokalDengan porsi terbesar berada pada institusiSementara Indostraits lebih banyak diserap asingInvestor domestik mendominasi penawaran umum perdana yang dilakukan pada 1-5 Juli 2011 lalu"Hampir 100 persen domestikDimana 62 persen pembelian dilakukan investor korporasi, sisanya ritelSedangkan asing kecil sekali," ujar Harry Kurniawan, Direktur PT Makinta Securities, selaku penjamin pelaksana emisi
Begitupula dengan saham perdana AlkindoSaham IPO Alkindo, permintaan domestik mencapai 87,43 persenDimana ritel mencapai 11,57 persenSedangkan Indo Straits, penyerapan asing memang lebih besarItu karena pemegang saham pengedali, investor Singapura"Lebih dari 50 persen asing, terutama dari Singapura,” tutur Kokarjadi Chandra, Direktur Utama PT Sinarmas Sekuritas, selaku penjamin emisi(far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... China-Jepang Lirik Ikan dan Rumput Laut Bontang
Redaktur : Tim Redaksi