Tiga Perubahan Gaya Hidup Valentino Rossi di Usia ke-37

Selasa, 16 Februari 2016 – 07:40 WIB
Valentino Rossi. Foto: AFP

jpnn.com - HAMPIR dipastikan, Valentino Rossi tetap melanjutkan karirnya di MotoGP dua musim lagi setelah habis kontraknya tahun ini. Artinya dia bakal bertahan di kelas premium hingga usianya 39 tahun. Supaya tetap mampu bersaing dengan rider-rider papan atas, The Doctor dikabarkan tidak hanya mengubah gaya membalapnya, tapi seluruh sisi kehidupannya.

--

BACA JUGA: 3 Hal yang Bisa Membuat Rio Haryanto Tampil di F1

Hari ini (16/2) Rossi, dan seluruh penggemarnya di dunia, akan merayakan ulang tahunnya yang ke-37. Mengawali musim ini dengan usia setahun lebih tua pembalap Urbino itu yakin performanya tak beda dengan musim sebelumnya.

Bukan tanpa alasan, juara dunia di semua kelas MotoGP sembilan kali tersebut bertekad bulat merebut kembali juara dunianya yang ke-10 musim ini, setelah tahun lalu “dicuri” rekan setimnya Jorge Lorenzo di seri penutup Valencia. 

BACA JUGA: Masalah Lagi, Rio Terancam Hanya Bisa Ikut 7 Seri F1

’’Kalau anda perhatikan sejarah kehidupan manusia, usia 37 tahun tidak akan jauh beda dengan 36 tahun,’’ ucap bintang Movistar Yamaha tersebut.

Dalam artikel terbarunya yang dilansir Motorsport Magazine, penulis buku biografi Valentino Rossi Mat Oxley menyebut Italiano pemuda itu banyak melakukan perubahan besar-besaran dalam gaya hidupnya dibandingkan dengan satu dekade silam. Itu adalah tuntutan dari kompetisi balapan MotoGP yang semakin ketat dengan berbagai keruwetan di paddock.

BACA JUGA: Musim Depan, Malaysia Bermain di Liga Australia?

’’(Bary) Sheene (pembalap legendaris asal Inggris era 1970-an) dan banyak pembalap setelahnya tidak pernah bersusah-susah menghabiskan waktu berjam-jam di gym. Mata mereka tidak dipaksa memelototi layar komputer mempelajari data setingan motor. Lalu menemui penggemar, media, dan sponsor,’’ terangnya. 

’’Setelah keluar dari pit, mereka langsung mendatangi bar-bar terbaik, disko, dan kamar tidur,’’ tulisnya.

Rossi yang baru berusia dua tahun setelah Sheene meraih gelar juara dunianya pada 1977 sempat merasakan era-era glamor kehidupan pembalap di luar sirkuit. Oxley menyebut nama mantan rekan setimnya Colin Edwards sebagai saksi hidup kehidupan Rossi di masa lalu. 

Dulu, saat jedah balap banyak waktu dihabiskan Rossi dengan si Texas Tornado itu di Ibiza, Mediterania, Spanyol. Di sebuah kelab malam tersohor bernama DC10. Di sana kekasih Linda Morselli itu melepaskan penat dan melupakan sejenak beban berat yang menghimpitnya di tengah sirkuit. ’’Dia (Edwards) selalu berhasil membuatku mabuk berat sampai tergeletak di bawah meja,’’ kisah Rossi kepada Qoxley.

Dalam beberapa tahun terakhir semuanya berubah. 

Pertama, tidak banyak lagi waktu Rossi dihabiskan di kelab malam. Atmosfer balapan berubah dan Rossi harus mengikutinya. Bukan hanya lawan-lawan Rossi sudah berubah, tapi juga teknis membalap mereka, dan tuntutan fisik yang dibutuhkan untuk bisa menaklukkan motor seberat 157 kilogram 1000 cc.

Memang Rossi sudah tidak perlu khawatir lagi akan menghadapi Max Biaggi dan Sete Gibernau. Lebih dari itu, pemilik nomor start #46 itu harus berpikir keras untuk berduel dengan Marc Marquez dan Jorge Lorenzo. ’’Ada perbedaan luar biasa besar disana,’’ terangnya.

Kedua, Rossi rajin berlatih. MotoGP saat ini disebut-sebut lebih keras dan menantang dari kapanpun di masa lalu. Jadi daripada menghabiskan banyak waktu bersenang-senang, Rossi lebih memilih berlama-lama berlatih dirt bike di ranch pribadinya di Tavullia. Di sana dia menempa gaya balapnya berduel dengan pembalap-pembalap lokal terbaik di Italia.

’’Semua pembalap muda yang ikut berlatih di sana (Tavullia) mereka seperti ingin “membunuh” Rossi! Mereka sangat menghormati Rossi tapi ketika mulai membalap, mereka tidak peduli. Mereka semua ingin menjadi seperti Rossi dan aku rasa dia (Rossi) menyukainya. Dia seperti menemukan jiwa mudanya lagi di Tavullia,’’ terang Mekanik yang sudah lama bekerja sama dengan Rossi Alex Briggs.

Latihan tersebut, ditambah aktifitas di gym, bukan hanya menajamkan insting balapnya, tapi juga meningkatkan kebugarannya di atas motor. Karena motor generasi saat ini menuntut kondisi fisik sangat prima, bahkan jika dibandingkan era 10 tahun silam.

’’Pembalap lebih cepat, motor lebih kencang, pengereman lebih kuat, dan ban punya cengkeraman yang hebat,’’ ulas Oxley.

Ketiga, kini Rossi hidup lebih disiplin, jauh dari alkohol untuk memperkuat kondisi fisiknya dan pikirannya. Dia juga tak lelah melatih terus otot-otonya. 

Banyak atlet yang surut ketika kekuatan mudanya menyusut dan dikalahkan orang-orang muda yang datang dengan ketangguhan penuh. ’’Rossi adalah satu dari sedikit atlet yang bisa mengecualikan anggapan tersebut, dia mampu melintasi sekat generasi itu,’’ tandas Oxley. (cak/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Pelatih Kaka Resmi Tukangi Persija


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler