jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak tiga petinggi kelompok buruh di Indonesia menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (22/4).
Kehadiran tiga petinggi buruh itu adalah Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal dan Presiden Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Elly Rosita Silaban.
BACA JUGA: Ramai-Ramai Gugat Tiongkok Soal Penyebaran Virus Corona
Kedatangan ketiga petinggi kelompok buruh itu tidak beredar di kalangan awak media. Namun, saat awak media menanyakan maksud kedatangan mereka. Andi Gani mengaku terkejut.
"Sebetulnya ini pertemuan tertutup kawan-kawan. Kami juga kaget tiba-tiba (awak media) bisa tahu," kata Andi Gani usai bertemu dengan Presiden Jokowi.
BACA JUGA: Ingat! Mudik Adalah Pemicu Malapetaka Corona di Italia
Mengenai pertemuan itu, Andi Gani mengaku pihaknya memberikan masukan terkait Omnibus Law terutama yang mengatur ketenagakerjaan. Andi Gani menilai selama ini pemerintah kurang melibatkan kaum buruh dalam aturan tersebut.
"Kami ingin serikat buruh bisa dilibatkan secara lebih aktif dalam pembahasan dan presiden mendengar dengan sangat-sangat baik," kata Andi Gani.
BACA JUGA: Keren! Kabar Gembira Bagi Pemilik Mobil Daihatsu di Masa PSBB
Andi Gani menerangkan saat ini sudah terjadi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di tengah pandemi virus Corona. Dia mengharapkan pemerintah mengatur kebijakan yang melindungi para pekerja di tengah ketidakpastian ini.
"Karena itu kami minta kepada presiden untuk segera mengambil langkah-langkah strategis mengenai bagaimana menghadapi gelombang PHK dan juga banyaknya THR yang tidak dibayarkan oleh perusahaan," kata dia. (tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga