Tiga Solusi Disiapkan untuk Atasi Krisis Kedelai

Rabu, 25 Juli 2012 – 19:39 WIB

JAKARTA - Lonjakan harga kedelai  mencekik perajin tahu dan tempe di seluruh wilayah.  DKI Jakarta pun tak luput dari imbas krisis kedelai.
 
Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) Pemprov DKI mengaku telah menampung masukan dari para perajin tahu tempe soal kenaikan harga kedelai. Tuntutan perajin telah dibahas dalam rapat terbatas dengan Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi dan Industri tadi siang.
 
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) Pemprov DKI, Ratnaningsih mengatakan bahwa rapat di Kementrian Perekonomian menghasilkan tiga rekomendasi untuk mengakomodir keinginan ribuan perajin tahu dan tempe. Rekomendasi pertama adalah menurunkan bea impor kedelai. "Pertama, pemerintah pusat akan memenuhi tuntutan agar bea impor kedelai diturunkan dari 5 persen menjadi 0 persen," ujar Ratnaningsih dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu (25/7).
 
Kedua, pemerintah akan mengusahakan agar perajin melalui Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (KOPTI) terlibat langsung sebagai importir kedelai. Rekomendasi ketiga yakni agar pengendalian harga kedelai dipegang kembali oleh Badan Urusan Logistik (Bulog).
 
"Sehingga Bulog yang menjadi stabilisator harga. Kalau harga tinggi, Bulog yang kontrol bagaimana mengatasinya. Bulog juga yang mengatur ketersediaan bahan baku kedelai nantinya," kata Ratna.

Ratna mengaku telah menginformasikan hasil rapat kepada para perajin tahu tempe. Ia pun berharap para perajin segera dapat berproduksi kembali.

"Jadi mereka akan produksi lagi. Selain itu, besok akan diadakan pertemuan lagi antara Dinas KUMKMP dengan perajin tahu dan tempe se-DKI Jakarta," ucapnya. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Bebaskan Bea Masuk Kedelai


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler