PEKANBARU - Ribuan pasukan yang sudah disebar di hampir seluruh Kabupaten/Kota di Riau terus berupaya melakukan pemadaman titik api dan menghilangkan asap dari jalur darat, Kamis (27/6). Namun di perjalanan menembus lahan, tim darat yang terdiri dari pasukan TNI ini diketahui terkendala. Sehingga pada hari ini, Jumat (28/6) disiapkan strategi untuk mengirim mereka menggunakan Helikopter Bolco milik TNI AU.
Skenario tersebut disampaikan Komandan Lanud TNI AU Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Kol Pnb Andyawan saat berbincang dengan Riau Pos Kamis (27/6) di Posko penanggulangan tanggap darurat bencana asap, areal Lanud TNI AU.
"Tim darat yang melakukan penanganan sedikit terkendala untuk menembus titik-titik api. Jadi strategi kita besok akan memindahkan mereka dari jalur menggunakan helikopter ke titik api. Mudah-mudahan bisa terlaksana," kata Danlanud.
Beberapa daerah dimaksud adalah Kabupaten Bengkalis dan Rokan Hilir, dikarenakan kawasan tersebut yang sulit tertembus jalur darat karena lahannya gambut. Hal tersebut diakui Andyawan karena efektifitas tim darat untuk menyisir setiap titik api cukup maksimal, terbukti dengan operasi hari ketujuh, asap di beberapa daerah cukup tipis.
Dilanjutkan Danlanud, penanganan tanggap darurat bencana asap dari udara juga tetap dilakukan. Dengan skenario penaburan garam (Nacl) dan Water Bombing (bom air). Kemarin dilakukan penyemaian 7 ton garam di kawasan Dumai, Duri, Bengkalis dan Kampar. Alhasil sedikit hujan turun di Bengkalis dan kawasan Dumai.
"Untuk Water Bombing lebih difokuskan pada kawasan Pelalawan dan Indragiri Hulu. Konsistensi udara tetap kita terapkan dalam memadamkan titik api dan menghilangkan asap di kawasan Riau melalui armada yang selalu siap," ungkapnya.
Terkait Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) secara detail dilakukan penyemaian dengan 3 sorti penerbangan, sorti 1 dengan pesawat Herkules, di Bengkalis dan Rohul sebanyak 2,4 ton Nacl. Lalu sorti kedua dengan 2 Cassa di kawasan Bengkalis, Kuansing, dan perbatasan Kampar sebanyak 1 ton. Sorti 3 dengan Herkules di Bengkalis dan barat laut Dumai sejumlah 3,6 ton.
Sementara Water Bombing dengan menggunakan 3 Helikopter Bolco dilaksanakan di wilayah Pelalawan dan Langgam serta Inhu sejumlah 47 kali sorti, atau 23,5 ton bom air.
Sementara itu, Kepala BMKG Pusat, Sriworo B Harijono mengatakan hingga kemarin titik hotspot terus menurun tajam. Tercatat hanya 6 titik api yang terpantau di seluruh Riau. Yakni di Rohil 3, Bengkalis 2, dan satu di Pelalawan. Namun kondisi tersebut dengan penurunan titik api, tidak memperlihatkan bahwa titik panas akan terus menurun.
"Kemungkinan besar masih akan terus bertambah karena historis catatan cuaca Riau adalah kemarau yang bisa terjadi hingga Juli-Agustus mendatang," singkatnya.
Namun efektifitas tim yang sudah turun berdasarkan pantauan BMKG cukup memperlihatkan kemajuan hingga sepekan di Riau. Bisa dilihat dari jarak pandang dan indeks kenaikan udara makin turun, seperti di Dumai yang sempat 400 sekarang sudah turun menjadi 236 pada catatan.(*)
Skenario tersebut disampaikan Komandan Lanud TNI AU Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Kol Pnb Andyawan saat berbincang dengan Riau Pos Kamis (27/6) di Posko penanggulangan tanggap darurat bencana asap, areal Lanud TNI AU.
"Tim darat yang melakukan penanganan sedikit terkendala untuk menembus titik-titik api. Jadi strategi kita besok akan memindahkan mereka dari jalur menggunakan helikopter ke titik api. Mudah-mudahan bisa terlaksana," kata Danlanud.
Beberapa daerah dimaksud adalah Kabupaten Bengkalis dan Rokan Hilir, dikarenakan kawasan tersebut yang sulit tertembus jalur darat karena lahannya gambut. Hal tersebut diakui Andyawan karena efektifitas tim darat untuk menyisir setiap titik api cukup maksimal, terbukti dengan operasi hari ketujuh, asap di beberapa daerah cukup tipis.
Dilanjutkan Danlanud, penanganan tanggap darurat bencana asap dari udara juga tetap dilakukan. Dengan skenario penaburan garam (Nacl) dan Water Bombing (bom air). Kemarin dilakukan penyemaian 7 ton garam di kawasan Dumai, Duri, Bengkalis dan Kampar. Alhasil sedikit hujan turun di Bengkalis dan kawasan Dumai.
"Untuk Water Bombing lebih difokuskan pada kawasan Pelalawan dan Indragiri Hulu. Konsistensi udara tetap kita terapkan dalam memadamkan titik api dan menghilangkan asap di kawasan Riau melalui armada yang selalu siap," ungkapnya.
Terkait Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) secara detail dilakukan penyemaian dengan 3 sorti penerbangan, sorti 1 dengan pesawat Herkules, di Bengkalis dan Rohul sebanyak 2,4 ton Nacl. Lalu sorti kedua dengan 2 Cassa di kawasan Bengkalis, Kuansing, dan perbatasan Kampar sebanyak 1 ton. Sorti 3 dengan Herkules di Bengkalis dan barat laut Dumai sejumlah 3,6 ton.
Sementara Water Bombing dengan menggunakan 3 Helikopter Bolco dilaksanakan di wilayah Pelalawan dan Langgam serta Inhu sejumlah 47 kali sorti, atau 23,5 ton bom air.
Sementara itu, Kepala BMKG Pusat, Sriworo B Harijono mengatakan hingga kemarin titik hotspot terus menurun tajam. Tercatat hanya 6 titik api yang terpantau di seluruh Riau. Yakni di Rohil 3, Bengkalis 2, dan satu di Pelalawan. Namun kondisi tersebut dengan penurunan titik api, tidak memperlihatkan bahwa titik panas akan terus menurun.
"Kemungkinan besar masih akan terus bertambah karena historis catatan cuaca Riau adalah kemarau yang bisa terjadi hingga Juli-Agustus mendatang," singkatnya.
Namun efektifitas tim yang sudah turun berdasarkan pantauan BMKG cukup memperlihatkan kemajuan hingga sepekan di Riau. Bisa dilihat dari jarak pandang dan indeks kenaikan udara makin turun, seperti di Dumai yang sempat 400 sekarang sudah turun menjadi 236 pada catatan.(*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cegah Dinamit Raib Dikuasai Teroris
Redaktur : Tim Redaksi