jpnn.com, PEKANBARU - Universitas Islam Riau (UIR) melakukan pemeriksaan secara maraton terhadap saksi dugaan pelecehan seksual sesama jenis yang dilakukan mahasiswanya.
Selain itu, UIR juga mengumpulkan bukti dan fakta untuk mengonfirmasi keabsahan informasi soal sodomi terhadap peserta program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) tersebut.
BACA JUGA: Ada Isu soal Sodomi di Kampus Islam di Riau, UIR Langsung Bereaksi
Menurut Humas UIR Harry Setiawan, tim investigasi telah memanggil dan meminta keterangan sejumlah pihak.
“Mulai dari pengelola asrama, pengurus asrama, penjaga, dan beberapa mahasiswa," ujarnya, Senin (31/10).
BACA JUGA: Info Terkini dari Rektor UIR soal Penanganan Dugaan Sodomi di Asrama Kampus
Harry menjelaskan tim tersebut juga melakukan serangkaian pertemuan. Tim dari PMM pusat juga terlibat dalam investigasi kasus itu.
"Tadi siang sudah ada tim dari PMM pusat mendampingi kami untuk sama-sama mencari informasi tersebut,” kata Harry.
BACA JUGA: Diduga Korupsi Dana Hibah, Mantan Pembantu Rektor IV UIR Jadi Tersangka
Saat ini, tim investigasi sedang fokus dan bekerja untuk mencari fakta apakah tuduhan yang beredar di media sosial itu benar atau tidak.
“Fokusnya adalah untuk mencari bidang etik di kemahasiswaan, bukan pada aspek lain. Jika terbukti terbukti ada konsekuensi hukum, kami serahkan kepada penegak hukum,” tuturnya.
Walakin, Harry memastikan UIR tidak menoleransi perbuatan tercela di kampus perguruan tinggi tertua di Riau itu.
“Dalam hal ini UIR kooperatif pada penegakan hukum,” katanya.
Awalnya kabar soal sodomi di UIR itu beredar santer di Twitter. Sebuah akun di situs microblogging itu mengungkapkan pelakunya adalah dua mahasiswa, sedangkan kejadiannya di asrama kampus.
Akun itu juga menyebut korban sodomi merupakan mahasiswa dari Jakarta. Korban sedang mengikuti program pertukaran mahasiswa di sebuah kampus Islam di Riau.
Setelah isu tersebut viral, Rektorat UIR langsung mengerahkan tim satgas penanganan kekerasan seksual, perundungan, dan intoleransi untuk menginvestigasi dan mencari fakta soal informasi tersebut.(Mcr36/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi