JAKARTA -- Pencarian korban pesawat Sukhoi Super Jet (SSJ) 100, di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, resmi dihentikan Badan SAR Nasional (Basarnas), Jumat (18/5), sore. Namun, jika ada tanda-tanda ditemukan korban lagi saat tim kewilayahan melakukan pencarian Flight Data Recorder (FDR) black box, maka evakuasi bisa dilanjutkan kembali.
"Seandainya ada tanda-tanda ditemukan korban lagi, evakuasi bisa dilanjutkan," tegas Kepala Basarnas, Marsekal Madya Daryatmo, memberikan keterangan pers, Jumat (18/5), di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Daryatmo membeberkan resume operasi SAR hingga menginjak hari ke-10, Jumat (18/5).
Pada Rabu (9/5), Basarnas menerima informasi hilang kontaknya SSJ 100 dalam misi penerbangan dari Bandara Halim menuju Pelabuhan Ratu pukul 14.33.
Sesuai data dari radar, kata dia, posisi terakhir hilangnya kontak berada di koordinat 064336 106,43 di sekitar Gunung Salak sesaat setelah diterima informasi hilangnya pesawat.
Basarnas kemudian memberangkatkan dua helikopter untuk pencarian pada Rabu sore itu. Namun, karena cuaca tidak memungkinkan dua helikopter itu kembali ke Halim dan Lanud Ateng Sandjaja.
Basarnas bekerjasama dengan potensi SAR yang ada, yakni TNI dalam hal ini Kopassus, Marinir, Paskhas dan Kostrad, Lanud Ateng Sandjaja, Korem 061, Polri dan Brimob, untuk berangkat ke lokasi yang diduga tempat jatuhnya pesawat melalui Pos Pasir, Bogor.
Pada Kamis (10/5), sekitar pukul 08.00, unsur SAR udara dengan pesawat Superpuma dan Hercules TNI AU menemukan titik jatuhnya Sukhoi di koordinat 0642,6 106,44,441. "Mengingat sulitnya lokasi jatuhnya pesawat, baru pada Jumat 11 Mei 2012 pukul 10.40 SAR darat bisa mencapai ke tempat jatuhnya pesawat. Sejak saat itu mulai dilakukan evakuasi," kata Daryatmo.
Dia merincikan, pada Sabtu (11/5) berhasil mengevakuasi 17 kantong jenazah. Kemudian, Minggu (12/5), berhasil mengevakuasi lima kantong. Lanjut pada Senin (14/5), dievakuasi tiga kantong. Kemudian, pada Selasa (15/5) dievakuasi empat kantong.
Selasa (16/5) dievakuasi satu kantong. Sedangkan Kamis (17/5) dievakuasi lima kantong. Sebetulnya, menurut dia, sembilan kantong namun untuk memudahkan membawanya dijadikan lima kantong.
Dia menjelaskan, Selasa 15 Mei 2012 atau hari ketujuh operasi sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2006, operasi SAR yang telah berlangsung tujuh hari dapat dihentikan.
"Namun karena ada tanda-tanda ditemukan korban maka operasi SAR kami lanjutkan. Sejak hari ketujuh penyisiran, operasi dilakukan dengan memerluas daerah pencarian di sekitar bagian ekor pesawat lebih teliti. Kita lakukan penggalian dan memindahkan puing-puing pesawat," katanya.
Nah, lanjut Daryatmo, pada Jumat (18/5) atau hari ke-10 sesuai hasil penyisiran yang diperluas tidak ada ditemukan tanda-tanda adanya korban, maka terhitung Jumat (18/5) operasi dihentikan. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 14 Jenazah Sudah Teridentifikasi
Redaktur : Tim Redaksi