jpnn.com - SURABAYA – Aktivitas pengunjung Terminal Purabaya dipastikan meningkat menjelang Lebaran. Untuk menjamin keamanan selama arus mudik dan balik, Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim meningkatkan intensitas tim anti premanisme.
Mereka bertugas mengendus dan menangkap preman yang menyamar sebagai petugas tiket atau kru bus. Para preman itu biasanya melakukan pemerasan hingga penyekapan.
BACA JUGA: Ngabuburit sambil Lepas Bayi Penyu
Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Hanny Hidayat mengungkapkan, antisipasi premanisme di Terminal Purabaya sebenarnya dilakukan sejak jauh-jauh hari. Bahkan, sebelum masuk bulan puasa, tim jatanras sering merazia.
Sampai sekarang, sudah puluhan preman ditangkap dan didata di database jatanras. Data tersebut meliputi identitas diri dan foto. ’’Kalau butuh data sewaktu-waktu, kami sudah punya. Tinggal buka nama atau scan sidik jari,’’ kata Hanny, seperti diberitakan Jawa Pos hari ini.
BACA JUGA: Sinabung Kembali Meletus, Warga Butuh Bantuan 130 Ribu Seng
Menurut dia, banyak modus yang biasanya digunakan komplotan preman terminal dalam musim Lebaran. Salah satunya, bertindak seolah-olah kru bus tertentu. Untuk meyakinkan calon penumpang, mereka mengenakan rompi yang bertulisan nama bus.
Awalnya, salah seorang pelaku menanyai tujuan penumpang. Setelah ditanggapi, dia mengarahkan calon penumpang ke bus yang dianggap sesuai dengan tujuan penumpang. Saat itulah anggota komplotan lainnya mencegat calon penumpang untuk membeli tiket lebih dulu.
BACA JUGA: Angkut 1.100 Pemudik Tujuan Semarang
Ketika calon penumpang sudah terjebak, para preman tersebut menarget harga tiket yang melambung tinggi jauh dari harga sebenarnya.
’’Ada yang dinaikkan sampai beberapa kali lipat,’’ ungkap Hanny. Bagi penumpang awam, terkadang harga itu dinilai wajar. Padahal, seharusnya harga tiketnya bisa lebih murah.
Berdasar pengalaman tahun lalu, ada pelaku yang memaksa penumpang untuk membeli tiket tersebut. Saat korban menolak, pelaku sempat menyekapnya di salah satu loket penjualan tiket di terminal. Korban dipaksa membelinya sampai mau.
Untuk mengantisipasi itu, satu tim anti premanisme kini diterjunkan ke terminal setiap hari. Tim tersebut bertugas mengawasi pergerakan calo atau karyawan bus yang cenderung memaksa dan mengintimidasi penumpang. ’’Kami tindak tegas kalau ada yang berani mengganggu penumpang,’’ tegas Hanny.
Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Awi Setiyono menjelaskan, tahun lalu Jatanras Jatanras Polda Jatim mengungkap beberapa praktik intimidasi terhadap penumpang. Misalnya, pada 10 November 2013, petugas menangkap dua preman yang memeras tiga penumpang yang baru datang dari Kalimantan Selatan. Modusnya, dua pelaku yang menyaru sebagai calo tiket memaksa korban membayar dengan harga lebih mahal.
Sebelumnya, yakni pada 9 April 2013, petugas juga menciduk dua preman yang memeras penumpang. Dalam aksinya, para pelaku memaksa seorang warga Jombang yang baru datang dari luar negeri untuk membeli tiket bus Rp 400 ribu dari Bungurasih ke Jombang. (eko/c14/pri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rano Karno Sumbang Korban Gaza Rp 5 Juta
Redaktur : Tim Redaksi