Tim Prabowo Nilai Anak Soekarno Tak Berprestasi, Hasto: Pemimpin Ditempa Proses Panjang

Jumat, 03 November 2023 – 13:11 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menjawab pertanyaan wartawan atas pernyataan politikus Golkar Nusron Wahid soal anak Soekarno dan Soeharto yang tak mampu jadi cawapres lantaran minim prestasi di usia muda.

Bagi Nusron, Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres di usia muda adalah hal hebat, dan itu bisa terjadi karena prestasinya di usia muda. Beda dengan anak-anak Soekarno dan Soeharto.

BACA JUGA: Tim Pemenangan Prabowo-Gibran Nilai Keturunan Soekarno Tak Berprestasi

Menjawab pertanyaan wartawan, Hasto menjelaskan bahwa Bung Karno menjadi pemimpin Indonesia karena memang memiliki sejarah perjuangan untuk bangsa dan negara yang jelas. Dan hal yang sama diperlakukan untuk putra putrinya.

"Bung Karno pun usianya muda terpilih sebagai presiden secara aklamasi karena rekam jejak yang panjang, bukan jalan pintas. Dan kemudian terhadap putra putri beliau juga mengikuti proses yang sama,” kata Hasto di stadion di Senayan, Jakarta, pada Kamis (2/11).

BACA JUGA: Mahasiswa Ujuk Rasa Minta Megawati Soekarnoputri Copot Ketua DPD PDIP Sumut

Lalu, bagaimana dengan Megawati? Hasto mengatakan Presiden RI Kelima itu akhirnya terjun ke politik karena adanya sebuah panggilan moral akibat ketertindasan rakyat di saat itu.

“Ibu Mega itu terpanggil di dalam politik karena melihat bagaimana rakyat tidak bisa bersuara saat itu. Bagaimana semua dikontrol oleh pemerintahan yang sangat otoriter, yang memperlakukan rakyat seringkali sebagai musuh demi alasan demi stabilitas politik,” kata Hasto.

BACA JUGA: Penutupan Rakernas IV PDIP: Bahas Pemenangan Pemilu, Diakhiri Pidato Megawati Soekarnoputri

Megawati berjuang, kemudian menjadi ketua umum PDI saat itu melalui proses yang panjang.

Menurut Hasto, perspektif yang benar dan tepat dalam melihat hal itu bukan soal usia muda atau tua.

Namun, pesannya adalah segala sesuatunya itu tidak ada jalan pintas.

“Pesan utamanya bahwa segala sesuatunya itu tak ada jalan pintas, segala sesuatunya itu melalui suatu proses, melalui proses ujian,” kata Hasto.

Hasto pun mengutip sebuah puisi karya jenderal legendaris Amerika Serikat (AS) Douglas MacArthur untuk mempertegas pentingnya sebuah proses seseorang untuk jadi pemimpin.

Pemegang komando pasukan AS di kawasan Pasifik pada masa Perang Dunia II itu berpandangan bahwa tak ada yang benar-benar menjadi pemimpin, bila tak menempuh jalan sulit.

“Dalam puisi itu Douglas McArthur berdoa agar anaknya menempuh jalan-jalan yang terjal, ‘semoga anak ku mengikuti jalan-jalan yang sulit, ditempa mengalami termasuk kekalahan, supaya bisa menerima suatu hal kekalahan itu secars tulus, tetapi kemenangan dengan penuh kerendahan hati’. Itu kan suatu pesan-pesan yang sangat baik segala sesuatunya tak ada jalan pintas,” urai Hasto.
?
Pernyataan Nusron Wahid

Sebelumnya, Politisi Partai Golkar sekaligus anggota tim pemenangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid membahas soal anak-anak Presiden pertama Indonesia Soekarno yang dinilainya tidak punya prestasi, sehingga tidak bisa menjadikan mereka sebagai calon wakil presiden (cawapres).?

Pernyataan Nusron dilontarkan terkait polemik majunya anak sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres mendampingi capres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

"Soekarno pun presiden, enggak bisa menjadikan Bu Megawati jadi calon wakil presiden, Pak Harto pun enggak bisa. Kenapa? Karena enggak punya prestasi waktu muda itu," kata Nusron dalam diskusi Podcast Total Politik di Jakarta, Rabu (1/11).

Nusron pun juga menyebut soal anak Presiden RI-2 Soeharto yang tidak berkesempatan menjadi cawapres. Nusron menyebut nama Tutut dan Titiek Soeharto sebagai putri-putri Soeharto yang juga tak pernah berpeluang jadi cawapres.

Dalam kesempatan yang sama, Nusron memuji Gibran yang dianggap mampu maju menjadi cawapres karena berani dan punya prestasi. Ia menyebut bahwa majunya Gibran demi menjawab keinginan publik luas yang menginginkan generasi muda untuk menjadi pemimpin-pemimpin nasional.

"Dia (Gibran) hebat berani mengambil keputusan untuk mengambil keinginan rakyat untuk tampil anak muda menjadi cawapres, nggak gampang itu, usia 36 tahun menjadi cawapres.Ndak mungkin lah kita menjadikan Gibran itu kalau kita nggak yakin bahwa dia punya prestasi," ujar Nusron. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler