JAKARTA -- Terbentuknya tim sukses Aburizal Bakrie (Ical) menjadi calon presiden dari Partai Golkar yang dipimpin Letjen (Purn) Luhut Panjaitan, tidak membuat perpecahan di tubuh partai berlambang Pohon Beringin, itu.
Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar, Akbar Tandjung, menegaskan, pembentukan tim itu sah-sah saja di luar tim formal dari Partai Golkar. Karena Luhut Cs, dianggap memiliki pengalaman dan kompentensi untuk itu.
“Saya lihat tidak apa-apa dan tidak ada perpecahan karena pembentukan tim tersebut," kata Akbar, dihubungi wartawan, Senin (2/1), siang.
Menurut Akbar paling penting yang perlu diingat adalah bagaimana menggerakan mesin partai. Yakni, Partai harus mampu meraih suara yang signifikan dahulu sebelum bisa mencalonkan kadernya.
"Jangan dulu bicara tentang capres sehingga tidak lagi fokus pada tugas-tugas partai sebagaimana yang diamanatkan oleh munas,” ujar Akbar.
Ia menjelaskan, fokus utama tugas partai adalah konsolidiasi partai sampai daerah, melanjutkan program pengkaderan partai. Karena, kata dia, hal-hal ini yang akan jadi andalan dalam memperjuangkan misi partai.
“Harus ada langkah yang lebih sistematik untuk memenangkan pemilu," katanya.
Namun, sambung dia lagi, yang terpenting partai harus menjalankan agenda partai terlebih dahulu.
Kata dia, rakyat harus percaya sehingga tidak ragu memberikan dukungan kepada Golkar, terutama pada pemilu 2014.
"Sehingga Golkar bisa meraih lagi suara sebagai pemenang dan memberikan dukungan pada capres Golkar. Itu sudah kerap saya utarakan kepada intern Golkar,” ujarnya.
Dia juga menegaskan, Golkar harus menyadari bahwa suara partai itu terus merosot tajam sejak tahun 2004 hingga sekarang. Maka kata dia, yang pertama sekarang ini adalah kerja keras untuk menaikkan dukungan suara.
“Tahun 2004 suara Golkar mencapai 20,5 juta suara dan terus merosok sejak JK (Jusuf Kalla) memimipin tinggal 15 juta suara kini. Kita sudah kehilangan 9,5 juta suara," katanya.
Akbar mengatakan, untuk penentuan capres dari Partai Golkar, asal demokratis dan terbuka bisa terpilih yang terbaik. Caranya, kata dia, bisa dengan konvensi atau lainnya yang penting terbuka dan akutanbilitasnya teruji.
"Yang jadi ukuran survey. "Kalau tidak menguji hasil survey, nanti saya dikira subjektif dan saya dianggap ada kepentingan. Lihat saja survey,” katanya.
Terkait belum adanya dukungan bulat di internal Golkar untuk Ical, sehingga membentuk tim sendiri karena tidak percaya sepenuhnya pada partai, Akbar hanya bilang, untuk itu diperlukan proses penetapan capres internal secara terbuka. “Dengan proses terbuka maka akan diketahui. Proses harus demokrasitis. Kita harus menawarkan capres yang terbaik bagi rakyat yang memilih, jangan ada rekayasa karena pilpres melibatkan rakyat yang sulit direkayasa,” imbuhnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Pilkada DKI, Demokrat Gembleng Kader
Redaktur : Tim Redaksi