JAKARTA – Tinju profesional seharusnya bisa mengelola dirinya lebih matang setelah banyaknya petinju meninggal usai bertarung di atas ring. Kemarin (8/2) dalam acara timbang badan kelas welter (66,6 kilogram) versi KTI kejuaraan tinju ‘Rock And Round’ TVRI antara Maxi Nahak Belu (Sasando BC Tangerang) dan Mekhel Sigarlaki (Wiem Sapulete Gym Tangerang) berlangsung kisruh.
Kekisruhan tersebut diawali saat dalam penimbangan berat, Mekhel overweight dari kelas yang dipertandingkan. Bertarung di kelas 66,6, berat Mekhel mencapai 68 kilogram.
Sebetulnya mengacu dari aturan yang ada, pertarungan bisa tetap berlangsung setelah ada kesepakatan dua petinju, promotor, dan badan tinju dengan syarat. Misal pemotongan komisi 10 persen dari kontrak pertarungan atau pembatalan gelar juara seandainya petinju yang overweight menang.
Namun pernyataan dokter ring Richard Peter dan Timbul Tampubolon mengenai kondisi Mekhel yang unfit membuat promotor dan KTI bimbang menggelar pertandingan. Dari hasil pemeriksaan tekanan darah Mekhel rendah dan kurang tidur.
Usut punya usut, Mekhel ini ternyata jenis petinju jenis ‘penjelajah’. Bulan Desember lalu, Mekhel naik ring di kelas menengah junior (69,9 kilogram). Untuk persiapan lawan Maxi hari ini (9/2), Mekhel mengaku diet ketat dan hanya mengkonsumsi multivitamin selama sebulan.
“Katanya profesional, namun nyatanya petinju kita tak menunjukkan komitmen profesional. Saya sangat kecewa dengan label profesional yang kadang disandang para petinju ini. Bagaimana bisa maju kalau seperti ini terus kondisinya,” kata penanggung jawab acara tinju TVRI Azmul Fauzi dengan nada tinggi.
Inspektur pertandingan dari KTI Sangap Sidauruk akhirnya mengembalikan wewenang kepada BOPI selaku pemberi ijin sebuah gelaran olahraga profesional. Dari hasil pemeriksaan kedua petinju di PPITKON kemarin, keduanya dinyatakan sehat oleh BOPI.
Meski secara kebugaran berdasarkan VO2Max petinju, perbandingan antara Mekhel dan Maxi njomplang. VO2max Mekhel 31 mili/kilogram/menit. Sedang Maxi 49 mili/kilogram/menit.
“Kami tetap melanjutkan pertandingan ini karena BOPI menyatakan dari pemeriksaan kesehatan keduanya sehat. Namun kami tetap meminta dokter ring, wasit, dan petinju sadar bahwa keselamatan di atas ring harus dijaga,” ucap Sangap.
Di sisi lain, komentar berbeda dikeluarkan Kabid Pengawasan Pengendalian BOPI Sudarno menyatakan kewenangan akhir ada di tangan inspektur pertandingan dan dokter ring.
“Pemeriksaan memang dilakukan di PPITKON. Disana dilakukan pemeriksaan kesehatan secara umum. Ada pernyataan sehat dari PPITKON. Khusus untuk tinju ada aturan lagi waktu timbang badan yang dicek dokter ring. Disitu dokter ring yg menilai. BOPI gak meriksa. Yang memeiksa PPITKON. Ada salah kaprah,” tutur Darno.
Karena itu, demi menjaga hal-hal yang tak diinginkan dan memperhatikan safety pertarungan, hari ini BOPI siap memelototi di lokasi pertarungan. (jos/mas/jpnn)
Kekisruhan tersebut diawali saat dalam penimbangan berat, Mekhel overweight dari kelas yang dipertandingkan. Bertarung di kelas 66,6, berat Mekhel mencapai 68 kilogram.
Sebetulnya mengacu dari aturan yang ada, pertarungan bisa tetap berlangsung setelah ada kesepakatan dua petinju, promotor, dan badan tinju dengan syarat. Misal pemotongan komisi 10 persen dari kontrak pertarungan atau pembatalan gelar juara seandainya petinju yang overweight menang.
Namun pernyataan dokter ring Richard Peter dan Timbul Tampubolon mengenai kondisi Mekhel yang unfit membuat promotor dan KTI bimbang menggelar pertandingan. Dari hasil pemeriksaan tekanan darah Mekhel rendah dan kurang tidur.
Usut punya usut, Mekhel ini ternyata jenis petinju jenis ‘penjelajah’. Bulan Desember lalu, Mekhel naik ring di kelas menengah junior (69,9 kilogram). Untuk persiapan lawan Maxi hari ini (9/2), Mekhel mengaku diet ketat dan hanya mengkonsumsi multivitamin selama sebulan.
“Katanya profesional, namun nyatanya petinju kita tak menunjukkan komitmen profesional. Saya sangat kecewa dengan label profesional yang kadang disandang para petinju ini. Bagaimana bisa maju kalau seperti ini terus kondisinya,” kata penanggung jawab acara tinju TVRI Azmul Fauzi dengan nada tinggi.
Inspektur pertandingan dari KTI Sangap Sidauruk akhirnya mengembalikan wewenang kepada BOPI selaku pemberi ijin sebuah gelaran olahraga profesional. Dari hasil pemeriksaan kedua petinju di PPITKON kemarin, keduanya dinyatakan sehat oleh BOPI.
Meski secara kebugaran berdasarkan VO2Max petinju, perbandingan antara Mekhel dan Maxi njomplang. VO2max Mekhel 31 mili/kilogram/menit. Sedang Maxi 49 mili/kilogram/menit.
“Kami tetap melanjutkan pertandingan ini karena BOPI menyatakan dari pemeriksaan kesehatan keduanya sehat. Namun kami tetap meminta dokter ring, wasit, dan petinju sadar bahwa keselamatan di atas ring harus dijaga,” ucap Sangap.
Di sisi lain, komentar berbeda dikeluarkan Kabid Pengawasan Pengendalian BOPI Sudarno menyatakan kewenangan akhir ada di tangan inspektur pertandingan dan dokter ring.
“Pemeriksaan memang dilakukan di PPITKON. Disana dilakukan pemeriksaan kesehatan secara umum. Ada pernyataan sehat dari PPITKON. Khusus untuk tinju ada aturan lagi waktu timbang badan yang dicek dokter ring. Disitu dokter ring yg menilai. BOPI gak meriksa. Yang memeiksa PPITKON. Ada salah kaprah,” tutur Darno.
Karena itu, demi menjaga hal-hal yang tak diinginkan dan memperhatikan safety pertarungan, hari ini BOPI siap memelototi di lokasi pertarungan. (jos/mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Minta Ghana Pulangkan Asamoah
Redaktur : Tim Redaksi