jpnn.com, BEKASI - Laga Timnas Indonesia senior melawan Fiji di Stadion Patriot, Bekasi, tadi malam, berujung imbang tanpa gol.
Harapan tinggi publik sepak bola untuk menyaksikan pertandingan yang menghibur dari Boaz Solossa dan kawan-kawan pun, tidak terwujud.
BACA JUGA: Luis Milla Senang Indonesia vs Fiji Imbang
Tim besutan Luis Milla itu bermain sangat datar dan jauh dari kata bagus. Formasi dan visi bermain seperti yang mereka tunjukkan saat menjadi runner up Piala AFF 2016 lalu, tak tampak sedikitpun.
"Ini karena waktu persiapan kami sangat singkat, hanya dua hari," kilah Luis Milla setelah peertandingan.
BACA JUGA: Ini Perkiraan Pemain Indonesia Lawan Fiji
"Padahal, untuk membentuk sebuah tim yang kuat dan berkarakter itu tidak mudah, butuh banyak waktu dan proses yang panjang. Tapi, jujur, menurut saya, para pemain sudah bermain sangat bagus," lanjutnya.
Mencoba membela tim besutannya, pelatih asal Spanyol itu menjelaskan, tidak ada alasan untuk membandingkan performa Timnas senior dengan para pemain Timnas U-22 yang tampil sangat agresif di SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Ini Alasan PSSI Pilih Fiji jadi Lawan Timnas Indonesia
Sebab kata dia, pemain yang berlaga di SEA Games, sudah berproses bersama selama tujuh bulan.
Dalam laga tersebut, terlihat jelas kordinasi antara pemain yang tidak padu. Andik Vermansah yang beroperasi di sektor kanan pun, selalu gagal memberikan umpan matang kepada Boaz Solossa dan Irfan Bachdim di depan mulut gawang.
Sebaliknya, Boaz juga mulai kehilangan ketajamannya, dengan beberapa kali membuang peluang yang seharusnya menjadi gol.
Melihat permainan tim yang tidak berkembang itu, Milla sempat melakukan rotasi dengan menarik keluar Irfan Bachdim dan Stefano Lilipaly yang terlihat kurang fight karena menjaga stamina mereka untuk membela Bali United melawan Persela Lamongan, di Stadion Kapten I Wayan Dipta, malam nanti. Sebagai ganti, dia memasukan Adam Alis dan Rizky Pora.
Milla juga menambah daya serang dengan memasukan striker Lerby Eliandry menggantikan bek Benny Wahyudi. Serta Slamet Nur Cahyo menggantikan Boaz Solossa.
Serta Manahati Lestusen dan M Rahmat menggantikan Andik Vermansah dan Gede Sukadana. Tapi, sama saja, para pemain senior itu tak berdaya.
Nah, kendati gagal memenangkan pertandingan dan juga bermain sangat buruk, Milla menyebutkan bahwa, dia tetap akan memberikan kepercayaan kepada para pemain senior itu saat mereka menjalani FIFA matchday pada Oktober mendatang.
Kebetulan sudah ada lima negara yang digadang gadang menjadi lawan Indonesia. Salah satunya adalah Portugal.
Dia beralasan bila Boaz dan kawan-kawan bisa berkumpul dan menjalani latihan lebih lama, maka mereka bisa menemukan karakter sebagai satu tim yang kuat dan memiliki visi bermain jauh lebih bagus.
"Saya tetap optimistis dengan skuad yang ada. Dan, saya akan tetap memberikan kepercayaan kepada mereka," jelasnya.
Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria mengatakan bahwa, sejatinya yang harus mereka jual dari pertandingan yang disaksikan langsung oleh 17 Ribu penonton itu, adalah penampilan ciamik Timnas Indonesia.
"Sayang, kami tidak melihat itu. Seharusnya, sebagai pemain profesional, mereka harus bermain bagus sebagaimana yang mereka tunjukan di klub," keluhnya
Sementara itu, pelatih Timnas Fiji, Christophe Gamel mengungkapkan bahwa Indonesia sudah bermain sangat bagus. Terutama barisan pertahanan yang sulit ditembus oleh anak asuhnya.
"Tapi, kami juga bersyukur dengan kegagalan tuan rumah menjebol gawang kami. Kami mendapat pelajaran berharga dalam laga ini," ungkapnya. (ben)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Boaz Solossa Perkuat Timnas Indonesia, Pelatih Persipura Bilang Begini
Redaktur : Tim Redaksi