Timnas Menunggak Uang Latihan ke SUGBK

Kamis, 03 Januari 2013 – 06:16 WIB
JAKARTA - Menjelang dimulainya pemusatan latihan di Medan, besok (4/1), Timnas Sepakbola ternyata masih menyisakan masalah. Pengelola Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) mempersoalkan tunggakan yang belum dibayarkan oleh PSSI saat pemusatan latihan Timnas pada medio Oktober-November 2012 lalu.

Kepala unit I SUGBK, Tubani, menyatakan bahwa tunggakan tersebut nilainya lebih dari Rp 100 juta. Jumlah itu berasal dari uang latihan Timnas yang belum dibayarkannya saat melakukan pemusatan latihan Piala AFF 2012 sejak pertengahan Oktober 2012 lalu.

Menurut Tubani, Timnas berlatih di SUGBK sekitar 1 bulan. Tiap latihan, Timnas diharuskan membayar Rp 5, 5 juta. Timnas harus membayar Rp 11 juta tiap harinya jika berlatih dua kali pada pagi dan sore hari.

"Jumlah pastinya saya kurang hafal, yang pasti banyak karena mereka tiap harinya seharusnya membayar uang latihan. Lebih kalau dari Rp 100 juta," katanya kepada Jawa Pos, Rabu (2/1).

Menurut Tubani, pihaknya telah mengirimkan tagihan beberap kali kepada PSSI, namun, induk sepak bola setanah air itu tak pernah memberikan respon. Karena itu, pihak SUGBK akan terus mengirimkan tagihan sampai PSSI membayar.

Bagaimana jika tak kunjung dibayar? Tubani menegaskan bahwa PSSI terancam tak bisa memanfaatkan SUGBK.

"Kami minta untuk segera dibayarkan. Memang Timnas yang memanfaatkan, tapi tolong ikuti aturan kami. Kami juga bisa menutup dan Timnas belum bisa menggunakan SUGBK kalau belum diselesaikan tunggakannya," tuturnya.

Sementara Koordinator Timnas Bob Hippy saat dikonfirmasi menyebut bahwa tunggakan latihan Timnas menjadi tanggung jawab Manajer tim Piala AFF, Habil Marathi.  "Bukan, itu tanggung jawab Manajer lama. Dia yang harus menyelesaikan," tuturnya, kemarin.

Menurut Bob, kinerja manajer lama memang tidak maksimal. Bahkan, laporan pertanggung jawaban yang spesifik dari Habil terkait kinerjanya selama Piala AFF belum diberikan.

"Kalau Nilmaizar sudah menyerahkan, dia (Habil, red) belum. Karena itu kami tak tahu secara pasti apa saja kurangnya Timnas yang belum dia selesaikan," tegasnya.

Terpisah, Habil yang dihubungi Jawa Pos mengakui masih adanya tunggakan pembayaran latihan Timnas. Namun, dia melemparkan tanggung jawab pembayaran kepada PSSI karena saat ini dirinya sudah tidak menjadi manajer.

Selain itu, Timnas juga sejatinya menjadi tanggung jawab PSSI sebagai satu-satunya federasi yang bisa membentuk timnas. "Tunggakan itu normal. Belum bayar biasa. Karena itu, menjadi tanggungan PSSI. Itu dana menpora Rp 800 juta kan ada, Saya bukan manajer lagi," ucapnya.

Tapi, Habil menilai Tubani keterlaluan karena Timnas yang mewakili Negara dikenakan harga yang sama dengan pihak swasta yang menggunakan GBK. "Ngaco itu Tubani. Masa untuk kepentingan Negara harganya sama. Itu kan fasilitas negara," ujar mantan anggota DPR RI tersebut. (aam)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jamu QPR, Chelsea Tertinggal 0-1

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler