"Saya sempat komplain ke panitia. Karena tim Afrika Selatan diberi jatah latihan, sementara kita tidak" kecam Timo saat City Tour bersama anak asuhnya kemarin.
Kendala berikutnya adalah soal lapangan. Timnas U-12 yang bertanding di University of Life Sciences, Warsawa hari ini harus tampil di lapangan sintetik.
"Anak-anak harus bermain di lapangan yang mirip lapangan futsal. Jadi, mereka harus adaptasi banyak hal, terutama sepatu," ujar pelatih berdarah Jerman itu.
Diakuinya, sejumlah kendala tersebut sempat membuat dia dan anak-anak merasa tegang. Namun, ketegangan itu bisa tereduksi setelah panitia mengajak pemain dan ofisial melakukan City Tour di kota lama Warsawa kemarin pagi. Selama tur mereka tak hanya jalan-jalan. Namun, panitia juga memberikan sederet soal terkait sejarah dari obyek wisata yang mereka kunjungi. "Jadi, mereka harus menyimak betul apa yang disampaikan tour guide. Akan ada reward buat pemain yang bisa menjawab soal-soal yang diberikan," kata Daniel Pieter, Project Leader tim Aqua DNC Indonesia.
Nah, setelah menikmati acara jalan-jalan, Timo langsung mengajak pemainnya untuk kembali ke hotel tempat menginap.
"Kami langsung latihan untuk persiapan pertandingan pertama melawan Rumania. Saya belum tahu kekuatan tim Rumania. Tapi, kalau posturnya sama, saya yakin anak-anak bisa mengatasi. Toh mereka juga sudah terbiasa menghadapi tim-tim yang lebih senior selama TC di Batu," jelas Timo.
Sementara itu, asisten pelatih Timnas U-12 Darwis Alibasya mengatakan, karena pertandingan Aqua DNC U-12 hanya berlangsung 15 menit dan menggunakan separoh lapangan bola, pemain dituntut bermain cepat dan agresif.
"Tak ada waktu untuk bermain bertahan kalau durasi waktunya hanya 15 menit," ujar Darwis.
Pembukaan Piala Dunia anak U-12 dilakukan pukul 5 sore kemarin waktu setempat. Setelah mengikuti acara pembukaan, pemain dan ofisial Timnas U-12 langsung diundang Kedubes Indonesia di Warsawa untuk makan malam. (bas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dualisme PSSI Kian Memanas
Redaktur : Tim Redaksi