Timor Leste Gelar Pilpres Hari Ini

Guterres Kandidat Terkuat

Senin, 20 Maret 2017 – 09:51 WIB
ILUSTRASI. Bendera Timor Leste

jpnn.com, DILI - Calon presiden nomor urut 2 Francisco Guterres menjadi kandidat terkuat pilpres Timor Leste yang digelar hari ini. Capres yang akrab dipanggil Lu-Olo itu didukung Xanana Gusmao dengan dua kekuatan besar partai politik (parpol) Fretilin dan CNRT serta beberapa parpol lain.

Namun, Lu-Olo bisa dirontokkan oleh kekuatan Partai Demokrat (PD) pimpinan Mariano Sabino Lopes yang mengusung Antonio da Conceicao alias Kalohan. Sementara itu, enam calon lain dari jalur independen hanya ikut meramaikan pilpres. Mereka adalah Antonio Maher Lopes, Amorin Viera, Jose Antonio de Jesus Neves, Jose Luis Guterres, Maria Angela Freitas da Silva, dan Luis Alves Tilman.

BACA JUGA: Tiga Negara Bersiap Hadapi Ancaman di Laut

Kubu Lu-Olo yakin bahwa pilpres hanya berlangsung satu putaran karena Xanana menjadi faktor penentu kemenangan. Namun, Kalohan juga punya kans lantaran mayoritas pendukungnya generasi muda.

Dengan didampingi Ketua Partai Demokrat Mariano Sabino, Kalohan kepada Jawa Pos menyatakan yakin dan percaya bahwa dirinya mendapat dukungan riil dari kalangan generasi muda yang menginginkan perubahan di Timor Leste. Dengan kekuatan untuk merontokkan dua partai besar dalam pilpres, tidak berarti dia menantang mereka. Melainkan karena dia juga merupakan bagian dari perjuangan itu.

BACA JUGA: Satgas Pamtas Laut Tiga Negara Gelar Latpratugas

”Saya tidak menantang partai itu, tapi saya bagian dari perjuangan ini. Ini bagian dari sejarah rakyat. Kemerdekaan ini bukan hanya kepunyaan orang Fretilin, tapi milik semua rakyat. Fretilin tidak satu-satunya memiliki Timor Leste,” tuturnya di Hotel Vila Verde, Dili, seperti diberitakan Jawa Pos (Induk JPNN.com), Senin (20/3).

Dia berdiri tegak untuk menjadi bagian dari perjuangan kemerdekaan. ”Saya mau mengatakan kepada Fretilin bahwa sudah saatnya kita mengakui partisipasi rakyat dalam proses perjuangan ini. Kita semua sama-sama punya hak di Timor Leste. Generasi muda harus memberikan keyakinan kepada generasi tua bahwa semua punya hak yang sama,” tandasnya.

Dia menegaskan bahwa Fretilin miskin pemimpin. Sudah tiga kali pemilihan, hanya ada satu orang pemimpin. Dua kali mengalami kekalahan, tapi selalu merasa sebagai yang terbaik. Masyarakat jenuh dan ingin perubahan. Itulah yang membuat Kalohan menjadi kandidat alternatif yang diikuti banyak orang.

Saat ditanya soal kehadiran Xanana yang bisa jadi penentu, Kalohan menyatakan tidak bisa menerima konsep yang dibenarkan di Timor Leste. Dia mengakui Xanana sebagai bapak bangsa. Namun, menjadi suatu keberhasilan jika Xanana bisa meyakinkan pengikut-pengikutnya untuk berdiri tegak dan mengatakan sudah saatnya untuk meneruskan perjuangan mereka.

”Saya menjadi jembatan. Jangan hanya memakai nama besar dari partai besar, tetapi tidak bisa menampakkan diri. Itu sama dengan ancaman bagi negara ini,” ujarnya. Sebab, suatu saat generasi tua akan tiada. Lalu, yang terjadi adalah perebutan. Ketika tidak mempunyai kemampuan untuk me-manage situasi, kekacauan akan terjadi.

”Kami berdiri sebagai generasi muda untuk menjembatani. Kami sedang menjawab keraguan, negara ini masih ada dan kami akan meneruskannya,” imbuhnya.

Disebutkan, strategi kampanye Fretilin adalah membawa massa dari satu tempat ke tempat lain. Mereka memobilisasi massa. Karena itu, Kalohan yakin bahwa masyarakat per distrik yang mengikutinya lebih besar.

”Massa yang mengikuti saya lebih besar daripada yang dimiliki Lu-Olo dan Xanana. Itu barometer yang memperlihatkan bahwa masyarakat jenuh dan ingin perubahan di negara ini,” tutur dia.

Regulasi pemilu presiden kali ini berbeda dengan sebelumnya. Warga diharuskan memilih di tempat mereka terdaftar. Tidak bisa memilih di sembarang tempat. Hal itu memaksa warga perantauan pulang kampung untuk bisa mencoblos. Meski pemerintah memberikan libur resmi dua hari, banyak warga yang mengeluh. Dengan alasan tidak memiliki biaya untuk transportasi, banyak warga perantauan yang tidak pulang kampung untuk menggunakan hak pilih.

Ini kali keempat Timor Leste menggelar pemilu sejak lepas dari Indonesia pada 1999. Bekas provinsi ke-27 RI itu kini berpenduduk 1,183 juta jiwa. Sekretariat Penyelenggara Pemilu Timor Leste (STAE) mencatat, 731.000 pemilih akan mengikuti pemilu presiden kali ini. Pencoblosan dilakukan di 944 tempat pemungutan suara (TPS). Selain di Timor Leste, ada pula TPS di Lisbon, Portugal, serta Darwin dan Sydney, Australia.

Pada Pemilu 2013, Panglima Perang Falintil, sayap militer Fretilin, Taur Matan Ruak terpilih sebagai presiden. Dia memenangi pemilihan dalam dua ronde atas Francisco Guterres. Kali ini Taur Matan Ruak tidak mencalonkan diri lagi. Dia memilih mundur.(*/c11/oki)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler