jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menerima laporan kubu Prabowo Subianto - Sandiaga Uno hanya punya modal gertak dan produksi hoaks semata.
Hal ini dikemukakan dalam rapat konsolidasi partai di Yogyakarta, Sabtu (17/3).
BACA JUGA: Nongol di Lokasi Debat Cawapres, Habiburokhman Tanyakan Keberadaan Romi
BACA JUGA : Wow, Prabowo Ungkap Rencananya 10 Hari setelah Dilantik
Dalam rapat tersebut, Hasto menerima laporan dari para calon anggota DPR RI terkait target memenangkan Jokowi - KH Maruf Amin sebesar 70 persen.
BACA JUGA: Hasto Bilang Kiai Maruf Amin Sudah Bikin Kejutan
"Kami jarang bertemu dengan tim Prabowo di lapangan. Teritorial paslon 01 tetap jauh lebih kuat dan setiap hari ada pergerakan. Sementara paslon 02 sepertinya hanya tampak kuat dalam daya gertak, daya serang, dan daya hoaks", kata Esti Wijayanti, anggota DPR RI.
BACA JUGA : Mengejutkan! Prabowo - Sandi Unggul Atas Jokowi - Ma’ruf versi Survei Rumah Demokrasi
BACA JUGA: Bawa Pesan Bu Mega, Hasto Semangati Kader PDIP Jatim demi Jokowi-Maruf
Mendengar laporan itu, Hasto tetap mengingatkan kadernya untuk tetap bekerja mengamankan teritorial. Meskipun survei petahana selalu unggul di atas 20 persen, Hasto meminta upaya mempertebal kemenangan tetap harus dilakukan.
"Kemenangan itu dimulai dari setiap TPS. Karena itulah siapkanlah saksi dengan baik dan terus perkuat pergerakan darat," ujar Hasto.
Sekretaris TKN Jokowi - Ma'ruf menyatakan kubunya tidak akan gentar dengan gertakan yang dikirim pihak oposisi. Sebab dia mengklaim pihaknya kuat di berbagai wilayah dan menunjukkan dominasi kekuatan petahana.
"Kekuatan langitan melalui doa, kami kuat. Lintas agama dukung paslon 01. Kekuatan udara, kami unggul 63 persen di media dan sosmed. Kekuatan teritorial, paslon Jokowi paling banyak punya kepala daerah, pimpinan dewan dan anggota dewan hingga caleg. Ini adalah kekuatan dahsyat yang bisa mematahkan daya gertak Prabowo," kata dia.
BACA JUGA : Fahri: Masa Jokowi Berantem Sama Prabowo?
Hasto menyadari, kubu Prabowo rajin menyerang, bahkan sering tanpa etika dan penuh fitnah. Namun tanpa dukungan kekuatan teritorial, tetap akan kesulitan.
"Sebab mereka terlalu berisik, bagaikan auman singa ompong, keras bunyinya dan tidak punya daya gigitan yang mematikan musuh," tambahnya. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Romi Ditangkap, Kubu Jokowi : Kami Telan Pil Pahit Itu
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga