Timses tak Lihai Pamerkan Kelebihan Jokowi

Sabtu, 05 Juli 2014 – 13:24 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Direktur Eksekutif IndoBarometer, M. Qodari menyampaikan beberapa kritik kepada tim sukses pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Kritik ini disampaikan terkait turunnya elektabilitas Jokowi-JK.

Menurut Qodari, tim sukses tidak lihai "menjual" kekuatan Jokowi. Padahal hal utama dari pertarungan politik harus menyampaikan kelebihan calon dan kelemahan lawan. Ia menyebut Jokowi sebenarnya memiliki banyak kelebihan dibanding Prabowo Subianto.

BACA JUGA: 1.403 Polisi Amankan Konser Salam Dua Jari

"Kelebihan Jokowi sebenarya banyak sekali dibanding Prabowo kalau dibuat list," kata Qodari dalam diskusi "Mengejar Survei Pilihan Rakyat" di Cikini, Jakarta, Sabtu (5/7).

Kelebihan Jokowi, lanjut Qodari, antara lain mempunyai track record yang cemerlang sebagai kepala daerah yang berhasil, berprestasi. Jokowi pernah menjadi walikota dan gubernur.

BACA JUGA: Sudah Berpelukan, Prabowo-Titiek Dikabarkan Resmi Rujuk Hari Ini

"Nah Prabowo tidak pernah jadi pemimpin di dunia birokrasi, dia selamanya di dunia militer," ujar Qodari.

Dikatakan Qodari, tim sukses tidak menjual perjalanan karir Jokowi dari bawah. Padahal hal itu merupakan cerita yang menarik. "Itu tidak dijual, saya melihatnya aneh, mana coba iklan-iklan Jokowi yang menjual prestasinya Jokowi sebagai gubernur? Sedikit sekali, belakangan baru keluar," ucapnya.

BACA JUGA: Jokowi-JK Lagi-lagi Unggul di Sosial Media

Padahal, sambung Qodari, orang paling mengingat Jokowi sebagai gubernur. Sebelum kampanye, masyarakat mengingat sosok Jokowi secara positif.

"Blusukan, reformasi birokrasi, membenahi Tanah Abang, perbaiki Waduk Ria Rio. Tapi karena tidak pernah diangkat lagi, sekarang isinya negatif terutama karena serangan-serangan politik," tutur Qodari.

Selain itu, diakui Qodari, ada semacam keterlenaan terhadap popularitas pribadi Jokowi. Qodari mengaku beberapa kali mendengar tim sukses mengatakan bahwa sekarang pemilihan secara langsung. Sehingga orang memilih figur bukan partai.

Menurut Qodari, hal itu hanya berlaku pada tahun 2004 dan 2009. Sekarang, elit partai harus turun langsung ke masyarakat. "Mereka tahu suara pemilih baru bisa diarahkan ke presiden yang didukung kalau turun ke bawah," ucapnya.

Di sisi lain, sambung Qodari, yang dilawan Jokowi saat ini bukan Fauzi Bowo melainkan Prabowo. Prabowo, kata Qodari, punya semangat siap tempur.

"Prabowo punya semangat yang hidupnya pernah dalam posisi hidup dan mati. Siap tempur. Pernah melawan teroris, pernah melawan OPM. Jadi boleh dibilang sekarang "hidup dan mati" dalam politik. Yang dilawan prajurit tempur, Kopassus," tandas Qodari. (gil/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Persaingan Sengit, Belum Berani Prediksi Pemenang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler