jpnn.com, JAKARTA - Menuju akhir periode kedua pemerintahan, tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi mencapai rekor tertinggi. Temuan survei NEW INDONESIA Research & Consulting menunjukkan publik sebanyak 81,1 persen menyatakan puas dipimpin oleh Jokowi.
Di antaranya 9,3 persen merasa sangat puas terhadap kepemimpinan Jokowi. Hanya 16,3 persen yang menyatakan tidak puas, di antaranya 0,7 persen saja yang tidak puas sama sekali, dan sisanya 2,6 persen menyatakan tidak tahu/tidak jawab.
BACA JUGA: Jokowi Ajak Prabowo dan Erick Thohir Tinjau Pasar di Surabaya, Warga Antusias, Lihat
Jika ditarik mundur hingga pertengahan 2020, tingkat kepuasan publik cenderung bergerak naik. Kepuasan sempat anjlok pada saat gelombang kedua pandemi Covid-19, di mana kasus positif dan angka kematian melonjak sangat tinggi dibandingkan dengan gelombang pertama.
Tetapi pemulihan yang sangat cepat membuat tingkat kepuasan publik kembali naik, bahkan sempat menembus 80 persen pada pertengahan 2022.
BACA JUGA: Jokowi Ajak Prabowo dan Erick Thohir Kunjungi PT Pindad, Alasannya Ternyata
Gejolak harga pangan dan energi sebagai dampak perang Ukraina membuat kepuasan kembali fluktuatif, tetapi tetap tinggi.
Kini di tengah situasi politik yang mulai menghangat menuju gelaran Pemilu 2024, tingginya tingkat kepuasan publik menjadikan Jokowi sebagai faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan siapa calon presiden dan wakil presiden yang bakal berlaga.
BACA JUGA: Jokowi: Permintaan Ekspor Produk Pindad Meningkat Sangat Tajam
Pada satu sisi, Jokowi tentu menghendaki pemimpin nasional berikutnya bakal melanjutkan program pembangunan yang telah diletakkan pondasinya.
Di sisi lain, keberhasilan Jokowi telah membentuk standar kepuasan yang sangat tinggi dan menjadi tantangan tersendiri.
Figur-figur yang menjanjikan keberlanjutan program Jokowi pada kepemimpinan berikutnya berpotensi mendulang dukungan elektoral.
Masalahnya, di antara sejumlah nama yang ingin berlaga, siapa yang paling bisa memberikan jaminan atas keberlanjutan program Jokowi.
“Seiring catatan rekor kepuasan publik, faktor Jokowi menjadi penentu dalam mengusung capres pada Pilpres 2024 mendatang,” ungkap Direktur Eksekutif NEW INDONESIA Research & Consulting Andreas Nuryono dalam siaran pers di Jakarta, pada Senin (24/7).
Menurut Andreas, faktor Jokowi dalam Pilpres terbukti dengan tingginya elektabilitas capres yang mendapat endorsement dari Jokowi.
Sebelumnya Jokowi mengarahkan dukungan para relawan terhadap Ganjar Pranowo dalam sejumlah kesempatan.
Pada rakernas Projo pertengahan tahun lalu, Jokowi meminta para relawan agar tidak buru-buruh (ojo kesusu) memutuskan, tetapi Ganjar menjadi satu-satunya figur capres yang hadir pada acara di Magelang tersebut.
Berikutnya, pada acara rapat akbar relawan di Gelora Bung Karno akhir tahun 2022, Jokowi melontarkan ciri-ciri pemimpin berikutnya yang berambut putih, karena sibuk memikirkan rakyat. Isyarat tersebut seperti diarahkan pada sosok Ganjar yang memang rambutnya putih.
Memasuki tahun 2023, Jokowi kerap mengajak Prabowo Subianto dalam setiap kunjungan ke daerah, seperti pada acara istighosah di Kalimantan Selatan.
Jokowi lalu menghadirkan Prabowo dan Ganjar bersama-sama pada momentum panen raya padi di Kebumen.
Hingga gesekan muncul ketika Ganjar bersama sejumlah elite PDIP menyatakan penolakan terhadap kedatangan timnas Israel hingga membuat Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U20.
Sentimen negatif terhadap Ganjar dan PDIP membuat elektabilitas keduanya nyungsep, sehingga PDIP kemudian mempercepat deklarasi pencapresan Ganjar.
Jokowi tidak dilibatkan dalam keputusan tersebut, dan disebut-sebut adanya kontrak politik PDIP dengan Ganjar.
Jokowi pun tampak mengalihkan dukungan dari Ganjar kepada Prabowo, seperti tecermin dalam pidato pada acara Musra relawan di Istora Senayan bulan Mei 2023 lalu.
Prabowo dianggap sebagai figur pemimpin berani yang ditegaskan Jokowi dalam acara tersebut.
Para relawan Jokowi pun berlomba-lomba menyatakan dukungan terhadap Prabowo, seperti dinyatakan pada pertemuan Prabowo dengan Gibran di Solo.
Sebelum diganjar dengan posisi menteri, Projo menerima kunjungan relawan Prabowo dan mengaku satu pandangan.
Sejumlah nama lain juga mengklaim mendapat dukungan dari Jokowi, termasuk para punggawa pemerintahan atau all president’s men.
Hal tersebut mengemuka ketika Jokowi disebut-sebut mengusulkan cawapres kepada kubu pengusung Anies Baswedan.
“Faktor endorsement Jokowi menjadi pertimbangan bagi partai-partai dalam mengusung capres-cawapres dan membentuk koalisi, karena berpotensi mengerek elektabilitas bagi figur maupun partai,” pungkas Andreas.
Survei NEW INDONESIA Research & Consulting dilakukan pada 5-12 Juli 2023 terhadap 1200 orang mewakili seluruh provinsi.
Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,89 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (dil/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif