jpnn.com, JAKARTA - Tingkat pemborosan pangan di Indonesia termasuk tinggi dan diperkirakan mencapai 45-112 juta ton per tahun pada 2045. Oleh karenanya, berbagai pihak melakukan langkah konkret mengatasi hal itu dan mengurangi pemborosan pangan.
"Hal ini karena sekitar 40 persen sampah di tempat pembuangan akhir adalah sampah organik yang berasal dari pemborosan pangan," kata Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional, Nita Yulianis, Rabu (6/11).
BACA JUGA: Lumbung Pangan Group Luncurkan Beras Premium Petani Indonesia Hebat
Langkah itu dimulai dengan melakukan uji coba penyelamatan pangan berlokasi di Bali. Kegiatan ini diinisiasi oleh Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Pusat Inovasi Kesehatan (PIKAT), dan Scholars of Sustenance Indonesia (SOS) Bali.
"Inisiatif ini diharapkan dapat menemukan mekanisme yang efektif dalam meningkatkan efisiensi pemanfaatan pangan sekaligus mendukung peningkatan gizi masyarakat, khususnya untuk anak-anak sekolah," ujarnya.
BACA JUGA: Polda Riau-TNI Luncurkan Program Ketahanan Pangan, Masyarakat Dapat Manfaat
Dukungan terhadap pilot project ini juga datang dari sektor swasta, seperti hotel, restoran, ritel, dan agroindustri, serta akademisi Universitas Udayana dan Poltekkes Kemenkes Denpasar, untuk bersama-sama memperkuat ketahanan pangan di Bali secara berkelanjutan.
"Riset dalam program ini bertujuan mengidentifikasi titik kritis pada proses pengumpulan, pengolahan, dan distribusi surplus pangan," kata Ketua Pusat Inovasi Kesehatan, Prof. dr. Pande Putu Januraga, M.Kes., DrPH.
BACA JUGA: Gerak Cepat Polda Riau Rilis Program Ketahanan Pangan Dukung Asta Cita Presiden Dapat Pujian
Dia menambahkan inisiatif penyelamatan pangan diharapkan dapat memperkuat jaringan distribusi pangan lokal melalui kemitraan pemerintah, komunitas, dan sektor swasta. Termasuk hotel dan ritel, sebagai pemasok makanan tambahan bagi sekolah yang membutuhkan.
Sementara itu, Country Director GAIN Indonesia, dr. Agnes A. Mallipu, menggarisbawahi peluncuran uji coba ini adalah contoh nyata kolaborasi. Ini menjadi langkah konkrit memperkuat ketahanan pangan sambil menjaga keberlanjutan lingkungan.
"Bali, sebagai wilayah pariwisata dengan surplus pangan, memiliki potensi besar untuk mendukung ketahanan pangan lokal,” ucapnya.
Sementara, Direktorat Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan RI, Dr. Hera Nurlita, S.Si., M.Kes., dalam pesannya menekankan, bahwa mekanisme redistribusi pangan dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan akses terhadap pangan bergizi, sekaligus memperkenalkan cara konsumsi yang sehat.
Uji coba program ini akan dilaksanakan di SDN 2 Besakih, Kabupaten Karangasem, Bali, pada November hingga Desember 2024. Sekolah ini akan menjadi contoh penerapan model redistribusi pangan berkelanjutan untuk mendukung gizi anak sekolah. (esy/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemprov Jateng Salurkan 10 Ton Beras Cadangan Pangan
Redaktur : Elfany Kurniawan
Reporter : Mesyia Muhammad