jpnn.com, PALEMBANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) merilis angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Sumsel pada Februari 2024 tercatat 3,97 persen.
Jumlah tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan Februari 2023, yang tercatat 4,53 persen.
BACA JUGA: Triwulan I 2024, Ekonomi Provinsi Sumsel Tumbuh Sebegini
“Persentase tingkat pengangguran pada Februari 2024 ini tercatat sebesar 3,97% atau turun dibandingkan dengan kondisi Februari 2023 yang tercatat sebesar 4,53%. Jadi dari Februari 2023 hingga Februari 2024 mampu turun sebesar 0,56%,” ucap Kepala BPS Provinsi Sumsel Moh. Wahyu Yulianto.
Berdasarkan hasil survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) di Provinsi Sumatera Selatan pada Februari 2024 sebanyak 4,56 juta orang atau naik 62,6 ribu orang dibanding periode yang sama pada Februari 2023.
BACA JUGA: SIG Dorong Arsip Pabrik Indarung I jadi Memory of the World
Hal itu juga dibarengi dengan turunnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sumsel pada Februari 2024 sebesar 3,97 persen atau turun sebesar 0,56 persen poin dibanding Februari 2023.
“Penduduk yang bekerja sebanyak 4,38 juta orang, naik sebanyak 85,2 ribu orang dari Februari 2023. Lapangan usaha yang mengalami peningkatan terbesar adalah pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 76 ribu orang,” sambungnya.
BACA JUGA: Medco Energi & Pondok Indah Golf Club Siap Menggelar International Amateur Golf Championship 2024
Sedangkan 1,60 juta orang atau 36,59 persen bekerja pada kegiatan formal.
Angka tersebut nilainya stabil meskipun mengalami sedikit penurunan sebesar 0,02 persen poin dibanding Februari 2023.
“Persentase setengah pengangguran naik sebesar 2,43 persen poin, sementara pekerja paruh waktu turun sebesar 3,16 persen poin dibanding Februari 2023,” kata Wahyu.
Tak hanya penurunan TPT, ekonomi di Provinsi Sumsel pada Triwulan I 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 5,06 persen (YoY).
Sementara itu, dari sisi produksi seperti lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 9,43 persen.
Wahyu mengatakan berdasarkan sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh sebesar 11,50 persen.
“Dari sisi produksi, seperti lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 10,17 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi LNPRT, yaitu sebesar 20,41 persen,” papar Wahyu.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada