Tingkatkan Akreditasi Perguruan Tinggi, LLDikti Sulawesi Gandeng UT

Selasa, 14 Mei 2019 – 21:14 WIB
Ki-ka: Ketua LLDikti Wilayah IX Prof Jasruddin, Rektor UT Prof Ojat Darojat, Rektor UMI Prof Basri Modding. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, TANGSEL - Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IX (Sulawesi) menggandeng Universitas Terbuka (UT) dalam meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) dan akreditasi perguruan tinggi.

Sebagai tahap awal LLDikti Sulawesi yang membawahi 362 perguruan tinggi di wilayah timur ini mengajukan dua universitas sebagai pilot project pembelajaran online.

BACA JUGA: Kembangkan Kuliah Daring, 10 Perguruan Tinggi Top Kerja Sama dengan UT

"Kedatangan kami ke UT ingin bekerja sama dalam mengembangkan sistem pendidikan online. Kebetulan yang direkomendasikan menristekdikti adalah UT, makanya kami datang berguru ke sini," kata Ketua LLDikti Wilayah IX Prof Jasruddin usai pertemuan dengan Rektor UT Prof Ojat Darojat di Gedung Rektorat UT, Jakarta Selatan, Selasa (14/5).

Dia menyebutkan, pembelajaran online adalah sebuah keniscayaan dan tuntutan zaman. Bersyukur, mereka mendapatkan support dari UT, yang sudah 34 tahun menggeluti Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).

BACA JUGA: UT Segera Buka Hub di Belanda dan Timor Leste

Dalam waktu dekat ini, ada dua perguruan tinggi yang akan mengikuti program pembelajaran daring, yaitu Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan Universitas Kristen Indonesia Paulus. Keduanya berasal dari wilayah Makassar.

BACA JUGA: PPDB 2019 Sistem Zonasi, Jarak ke Sekolah pakai Google Maps

BACA JUGA: April, Pekerja Migran di Belanda dan Timor Leste Bisa Kuliah di UT

Ke depan, Jasruddin menargetkan sekitar 50 persen perguruan tinggi yang akan berkolaborasi dengan UT mengembangkan pembelajaran daring. "2019, dua universitas jadi pilot project. 2022 saya targetkan 181 perguruan tinggi sudah menerapkan PJJ," ucapnya.

Menanggapi hal tersebut, Rektor Ojat menyatakan siap memberikan pendampingan terhadap perguruan tinggi yang akan belajar tentang PJJ. Pembelajaran online ini adalah metode pendidikan terbaru yang bisa meningkatkan APK serta akreditasi.

Dia mewanti-wanti perguruan tinggi yang akan menerapkan sistem pendidikan daring harus menyiapkan infrastrukturnya terutama dosen dan tenaga kependidikan. Pembelajaran online bukan berarti menurunkan kualitas kurikulum tapi justru harus ditingkatkan.

"Dosen yang akan mengajarkan pendidikan online justru pekerjaannya lebih berat karena dia harus rajin berkomunikasi digital dengan mahasiswa yang tersebar di berbagai daerah. Harus memberikan feedback agar ada komunikasi dua arah mahasiswa dan dosen. Dosen bukan sekadar memberikan tugas dan nilai, tapi mengarahkan mahasiswanya," paparnya.

Di UT, ada sistem yang bisa mengawasi kinerja dosen PJJ. Apakah dosennya benar-benar bekerja profesional atau tidak. Jangan sampai dosennya hanya membuka web dua minggu sekali sehingga mengabaikan mahasiswanya. Atau bisa juga rajin buka web tapi tidak memberikan feedback.

BACA JUGA: Jangan Sampai Ada Jual Beli Bangku PPDB Jalur Prestasi

"Harus dihilangkan image PJJ itu kuliah yang tidak berkualitas. Makanya semua infrastruktur harus mendukung. Kalau tidak, perguruan tinggi yang menerapkan pembelajaran online bisa berhenti di tengah jalan karena ditinggalkan mahasiswanya dan akhirnya kembali ke sistem konvensional," tandasnya. (esy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Calon Mahasiswa Baru Bisa Daftar UT Kapan Saja


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler