Tingkatkan Daya Saing, Kementan Dorong Elektrifikasi Hortikultura

Kamis, 13 Juli 2023 – 18:27 WIB
Kementerian Pertanian (Kementan) menyikapi upaya positif menjaga ketahanan pangan, termasuk upaya eletrifikasi. Foto: dok Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menyikapi upaya positif menjaga ketahanan pangan, termasuk upaya eletrifikasi.

Elektrifikasi di sektor pertanian berperan meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pertanian berkelanjutan di seluruh negeri.

BACA JUGA: Hadapi Tantangan 2024, Kementan Perkuat Sektor Pertanian Lewat Musrenbangtannas

Sekretaris Ditjen Hortikultura, Taufiq Ratule mengatakan arah pembangunan hortikultura secara umum adalah meningkatkan daya saing hortikultura.

Menurut dia, daya saing ini di antaranya memiliki tujuan utama ke arah peningkatan produksi, produktivitas, dan penguatan akses pasar.

BACA JUGA: Bupati Keerom Apresiasi Tingginya Perhatian Kementan Terhadap Sektor Pertanian di Papua

"Agar mencapai daya saing yang diinginkan, strategi yang kami lakukan antara lain melalui pengembangan kampung hortikultura, penumbuhan UMKM hortikultura dan modernisasi hortikultura melalui sistem informasi," ujar Taufiq pada saat Kompas Talk bertajuk Ketahanan Pangan Melalui Elektrifikasi Agrikultur, Rabu (12/7).

Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian untuk menjadikan sektor pertanian yang modern, terang Taufiq, beberapa kawasan hortikultura telah menerapkan elektrifikasi.

BACA JUGA: Kementan Tingkatkan Peran dan Fungsi BPP Melalui DAK Fisik

Hasil di lapangan menunjukkan signifikansi pada produksi dan produktivitas, di antaranya pada kawasan cabai dan bawang merah berlahan pasir Pantai Sanden, Bantul DIY yang dulunya menggunakan pompa BBM, kini telah menggunakan pompa listrik PLN.

Dengan beralih ke pompa listrik PLN terdapat efisiensi 10 kali lebih hemat.

"Pendapatan bawang merah yang tadinya Rp 140 juta/hektare dari modal Rp 110 juta/hektare meningkat menjadi Rp 245 juta/hektare. Pendapatan cabai yang tadinya Rp 160 juta/hektare dari modal Rp 120 juta meningkat menjadi Rp 340 juta/hektare dari modal Rp 80 juta/hektare," ungkap dia.

Hadir di acara yang sama, Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko berharap pemerintah dapat mengkaji kebijakan subsidi listrik khusus bagi petani.

Petani sebagai garda terdepan menjaga pangan negeri sudah sepantasnya diberi akses listrik berbiaya murah.

“Apakah bisa pemerintah menyiapkan subsidi untuk para petani? Ini skema belum ada, yang ada baru skema kebutuhan rumah tangga untuk 450 VA dan 900 VA. Jadi untuk pertanian memang belum ada,” ujarnya.

Dirinya memahami betul, pertanian modern di dunia memaksimalkan penggunaan teknologi, mulai dari penyiapan benih hingga pasca panen.

“Ini merupakan rangkaian proses yang panjang di mana posisi elektrifikasi diperlukan dalam proses pertanian mulai dari tanam awal sampai pasca panen," pungkasnya. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Siapkan Strategi Pemasaran Durian Unggul Nasional


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler