jpnn.com, CIMAHI - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Setiawan Wangsaatmaja memimpin apel pagi sekaligus melakukan peninjauan di Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jabar, Kota Cimahi, Senin (9/3/20).
Usai apel, Setiawan disuguhi aksi Taruna Siaga Bencana (Tagana) binaan Dinsos Jabar yang mendirikan shelter pengungsi dalam waktu enam menit. Tagana secara umum sudah terjun langsung dalam penanggulangan erupsi Gunung Agung dan Gunung Sinabung hingga gempa Lombok.
BACA JUGA: Wagub Jabar Tantang Kepala Sekolah Berani Berinovasi
Berikutnya, Setiawan meninjau perlengkapan penyelamatan, salah satunya vertical rescue, serta pelayanan dapur umum yang pada agenda kali ini menyiapkan paket makan terdiri dari nasi, mie goreng, telur dadar, dan sarden.
Setelah itu, Setiawan mengecek gudang logistik berisi persediaan paket sandang (antara lain kaos, daster, seragam sekolah, sarung, batik); family kit (sabun, sikat gigi, pasta gigi, pakaian dalam, sisir, gunting kuku, senter, cairan cuci tangan); kids ware (tas bayi, bedak bayi, pakaian bayi, popok, botol susu, selimut); tenda gulung; paket makanan siap saji; paket lauk pauk (kecap, sambal); mie instan; kasur; tenda; makanan anak (biskuit); hingga perlengkapan kebersihan (sandal jepit, dan lain-lain).
Masih dalam rangkaian kunjungan di Dinsos Jabar, Setiawan juga memantau Posko Layanan Dukungan Psikososial, Rumah Data Penanganan Fakir Miskin, Pusat Pengendalian Operasional Pelayanan Sosial, serta Pelayanan Sosial Persinggahan yang terdiri dari tujuh ruang bagi OTDP dan PMKS.
Setiawan turut meresmikan gedung Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengembangan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (PPKS) Dinsos Jabar yang terdiri dari dua lantai.
Kemudian, Setiawan meninjau UPTD Panti Sosial Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Mental Sensorik Netra Rungu Wicara Tubuh (Mensenetruwitu) dan memberikan arahan kepada pejabat Dinsos Provinsi Jabar sebagai penutup rangkaian agenda peninjauan.
Dalam arahannya, Setiawan lebih dulu mengapresiasi seluruh upaya yang telah dilakukan Dinsos Jabar. Namun, dia berharap kehadirannya kali ini bisa menambahkan sedikit sentuhan agar Dinsos memiliki kinerja yang lebih baik.
"Pertama, terkait panti, saya lihat satu kamar terkait housekeeping. Nantinya, ingin dibuat seperti (kamar hotel) Bintang 4. Jadi nanti ketika bekerja (di lapangan) sudah tidak kaget. Tipe (tempat) dia bekerja nantinya sudah di-set di panti," kata Setiawan.
"Dinsos itu masalahnya adalah resource, biasanya lahan dan tenaga kerja. Tapi kita punya (keduanya). Jadi seharusnya kalau mau, kita bisa jadi role model di Indonesia. Dan itu memungkinkan. Saya juga ingin, yang ada di sini (panti) saat keluar bersertifikat dan bisa mandiri," tambahnya.
Setiawan pun memberikan masukan terkait sistem data di Rumah Data Penanganan Fakir Miskin. Dia berharap, Dinsos Jabar membangun smart card. "Jadi ketika ada pelayanan, tidak lagi (tanya) manual nama siapa, alamat siapa. Jadi smart card di-tap saja, semua data muncul, itu mempermudah dan mempersingkat. Ini termasuk untuk anak sekolah. Saya yakin bisa," ujarnya.
"Ketiga, Tagana ini resource yang luar biasa. Ketika tadi demo, keikhlasan Tagana ini terlihat di sana. Seribuan bahkan bisa dua ribu, jumlahnya 1/5 Tagana Indonesia, ada di Jabar. Jadi tinggal sistemnya saja kita perbaiki," tambahnya.
Keempat, lanjut Setiawan, pihaknya ingin mendorong pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan pendekatan modern dengan konsep corporate university.
"Bukan buat universitas, tapi pendekatannya harus terintegrasi. Saya asumsikan, semua familiar dengan gadget. Jadi diklat modern. 70 persen harus di lapangan, dilatih di tempatnya, 20 persen e-learning, dan 10 persen di kelas. Jadi efisien, setahun biasanya empat angkatan nanti bisa jadi 10 angkatan," tuturnya.
Setiawan juga memberikan masukan terkait peningkatan sistem informasi agar Dinsos Jabar bisa memberikan akses yang tepat untuk penerima bantuan sosial yang seharusnya. "Kalau tidak, penerima bantuan bisa tidak tepat sasaran," katanya.
Terakhir, Setiawan berbicara mengenai pentingnya peran Dinsos Jabar dalam membantu laju pertumbuhan ekonomi provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Tanah Air ini.
"Pertumbuhan ekonomi Jabar di triwulan keempat turun, kita mau berangkat naik tapi belum bisa di triwulan awal 2020. Seandainya terlambat, laju pertumbuhan ekonomi rendah. Salah satu solusinya bantuan sosial harus segera meluncur agar laju pertumbuhan ekonomi relatif stabil di Jabar," papar Setiawan.
Sementara itu, Kepala Dinsos Jabar Dodo Suhendar berharap kehadiran Sekda Jabar bisa memberikan motivasi bagi ASN di OPD yang dipimpinnya sebagai leading sector pembangunan kesejahteraan sosial.
"Ke depan kami akan terus meningkatkan kinerja demi kesejahteraan sosial di Jabar. Kami pun punya 10 program strategis menuju Jabar Raharja, di antaranya Pusat Informasi Terpadu Menuju Sejahtera (Pintu Juara), revitalisasi panti, UPSK Juara, hingga Kampung/Lembur Siaga Bencana Juara," ucapnya.
Dodo pun berujar, Dinsos Jabar memiliki program unggulan merujuk Kementerian Sosial Republik Indonesia yakni Program Keluarga Harapan (PKH), Bansos Sembako, hingga Kube (Kelompok Usaha Bersama).
"Di panti sosial, kami juga ada kerja sama dengan organisasi pekerja garmen, penghuni panti dilatih lalu disalurkan ke industri garmen. Ada juga kerja sama dengan asosiasi pencukur rambut Garut," tuturnya. (ikl/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi