jpnn.com, SANUR - PT Pertamina Bina Medika-Indonesia Healthcare Corporation (IHC) atau Holding Rumah Sakit (RS) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus memantau pembangunan Bali International Hospital (BIH) yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan, Sanur Bali, yang akan bersiap launching Q3 2024.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya mendukung kesiapan opening BIH, termasuk potensial market, SDM tenaga medis, dan para Diaspora yang saat ini masih bertugas di luar negeri, serta bisnis model.
BACA JUGA: Pertamina EP Sangasanga Field Dukung Kemandirian Pokdarwis Lestarikan Bekantan
“Target segmen dari Bali International Hospital adalah masyarakat Indonesia yang berobat keluar negeri sehingga IHC dapat menentukan dan identifikasi potensial market dari lokal Indonesia,” kata Menkes Budi Gunadi dalam kunjungan ke BIH pada Selasa (28/11).
Fokus kedua, kata Menkes Budi Gunadi, adalah kesiapan SDM tenaga medis dokter-dokter Diaspora.
BACA JUGA: Terapkan Sistem Manajemen Keberlanjutan Bisnis, Pertamina Group Raih Sertifikat ISO22301:2019
"Di mana para tenaga medis yang bertugas di luar negeri bisa kami tarik kembali ke Indonesia," sebutnya.
Fokus ketiga adalah bisnis model rumah sakitnya.
BACA JUGA: Pertamina: Pendistribusian BBM Satu Harga di Daerah 3T Gunakan Multi Moda Transportasi
“Kemenkes ingin rumah sakit-rumah sakit seperti Bali International Hospital ini bisa lebih banyak lagi sehingga orang Indonesia tidak kemana-mana hingga ke luar negeri, untuk berobat di Indonesia saja,” ujarnya.
Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika IHC drg. Mira Dyah Wahyuni menambahkan value proposition dari Bali International Hospital, yaitu quality of clinical care, timeliness of care untuk dapat memberikan layanan dengan minimal waktu tunggu.
Kemudian convenience of care di mana memberikan kemudahan bagi pasien terkait aksesibilitas serta Bali sebagai salah satu tempat wisata yang terkenal baik di Indonesia maupun secara internasional.
“BIH direncanakan di April 2024 selesai konstruksi, dilanjutkan proses commissioning serta simulasi layanan untuk keamanan dan kenyamanan pasien. Estimasi grand openingnya di Agustus - Q3 2024,” terang Mira.
Lebih lanjut drg Mira menyampaikan mengenai alat-alat kesehatan di BIH untuk mendukung keunggulan dengan teknologi canggih, di antaranya Cardiology, Oncology, Neorology, Gastro, Orthopedic atau disingkat dengan CONGO telah disiapkan, di antaranya MRI, CT Scan, Cath Lab, PET CT, SPEC CT juga Fasilitas Endoskopi yang akan membantu skrining untuk kanker kolorektal.
“Kami juga akan persiapkan Full option True Beam LINAC yang pertama paling lengkap di Indonesia, Brakiterapi, Mamografi, Digital X-Ray dan Fluoroskopi, Desember 2023 ini akan datang, Januari 2024 commissioning sehingga bisa ready di bulan April 2024,” ungkapnya.
Mengenai SDM, dia menegaskan IHC terus berkomitmen dalam meningkatkan kompetensi tenaga medis, termasuk dokter dan perawat.
Terpisah, VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menyampaikan dukungan penuh Pertamina terhadap pembangunan Bali International Hospital.
Menurut Fadjar, layanan bertaraf internasional dalam hal ini layanan rumah sakit tidak berbeda dengan layanan lini bisnis lainnya, profesionalitas dan kualitas tenaga medis akan sangat menentukan terhadap kepuasan pengguna layanan, tentu perlu didukung dengan sarana dan fasilitas kesehatan yang modern dan lengkap.
"Selain itu, Bali International Hospital nantinya akan menjadi percontohan dan memicu tumbuh kembangnya rumah sakit bertaraf internasional lainnya", ungkap Fadjar.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi