jpnn.com, KUALA LUMPUR - Tiongkok dan Malaysia sepakat akan menyusun mekanisme dialog untuk membahas sengketa di Laut China Selatan, kata anggota dewan penasihat (state councillor) Tiongkok, Wang Yi usai menemui Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah, Kamis.
Aktivitas angkatan laut Tiongkok di perairan strategis itu meningkatkan ketegangan dengan Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Taiwan. Tiap tahunnya, barang senilai 3,4 triliun AS dikirim ke banyak negara melalui Laut China Selatan.
BACA JUGA: Jepang, Korsel dan Tiongkok Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya
Malaysia sempat jadi salah satu negara yang keras terhadap aktivitas Tiongkok di Laut China Selatan. Namun, sikap Malaysia dinilai melunak setelah Tiongkok menanamkan modal senilai miliaran dolar AS ke proyek pembangunan infrastruktur melalui Inisiatif Jalur Sutra (Belt and Road Initiative).
Militer Malaysia sempat mengumumkan kapal angkatan laut dan penjaga pesisir Tiongkok memasuki perairan Negeri Jiran. Namun, Menteri Pertahanan Malaysia Mohamad Sabu pada bulan lalu mengatakan Tiongkok menghormati aturan di Malaysia, dan sejauh ini, Negeri Tirai Bambu dianggap tidak melakukan tindakan berbahaya.
BACA JUGA: Perusahaan Tiongkok Berulah di Papua Nugini, Terancam Ditutup
Dalam jumpa pers bersama Menlu Malaysia Saifuddin, diplomat tinggi Tiongkok, Wang Yi, mengatakan sejak tahun ini, tensi antara dua negara menurun. Dua negara itu berkomitmen akan lanjut membicarakan isu Laut China Selatan seraya menjaga perdamaian dan stabilitas di perairan tersebut.
"Dua negara telah sepakat membentuk mekanisme konsultasi bilateral untuk isu maritim ini, jalur komunikasi baru itu akan digunakan untuk dialog dan kerja sama dua pihak," kata Wang.
Abdullah, yang sempat memanggil Wang sebagai "saudara", mengatakan perbincangan mengenai mekanisme konsultasi akan dilakukan oleh menteri luar negeri dua negara.
"Detailnya akan dibahas perwakilan dari dua negara. Saya pikir, kesepakatan ini merupakan salah satu pencapaian dari pertemuan hari ini, juga selama 45 tahun Tiongkok dan Malaysia membangun hubungan diplomatiknya," kata Abdullah.
Tiongkok adalah mitra dagang dan pemberi hutang untuk Malaysia. Dua negara itu juga memiliki hubungan budaya yang dekat.
Dua negara itu pada Juli melanjutkan pembangunan jalur kereta api di bagian utara Malaysia. Proyek yang sempat ditunda selama satu tahun itu merupakan bagian dari Inisiatif Jalur Sutra Tiongkok.
Pembangunan jalur kereta api dilanjutkan setelah ada kesepakatan langka yang dibuat oleh dua negara, khususnya terkait pengurangan biaya konstruksi sampai sepertiganya jadi kurang lebih sebanyak 11 milyar dolar AS. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil