jpnn.com, BANGKOK - Pakar panda Tiongkok dan pejabat Thailand mulai mempersiapkan autopsi bagi panda raksasa Chuang Chuang, Kamis (19/9). Panda populer itu mati secara tak terduga pekan ini di Kebun Binatang Chiang Mai, Thailand beberapa hari lalu.
Kematian Chuang Chuang yang berusia 19 tahun memicu duka cita di antara penggemar Thailand dan seruan di media sosial Tiongkok dengan tagar yang tampaknya menyalahkan Thailand yang telah dilihat 250 juta kali.
BACA JUGA: Panda Di Kebun Binatang Adelaide Disuguhi Video Porno
Pejabat kebun binatang mengatakan bahwa ada sedikit tanda bahwa Chuang Chuang menderita masalah kesehatan sebelum kematiannya pada Senin. Panda umumnya hidup 14-20 tahun di alam liar tetapi dapat hidup hingga 30 tahun di penangkaran.
Sesuai kesepakatan dengan Beijing, auttopsi semestinya memakan waktu tidak lebih dari tujuh hari. Kemudian tubuh Chuang Chuang akan dibawa ke Tiongkok.
BACA JUGA: Wow, Lukisan Karya Panda Lucu Ini Laku Rp 8 Juta
"Tim kerja antara pejabat Tiongkok dan Thailand telah dibentuk dan perkembangannya akan diberitahukan dan diperbarui terus," menurut pernyataan dari kebun binatang Thailand, Kamis (20/9).
Para pejabat Tiongkok dan Thailand juga sedang mendiskusikan apakah pasangan Chuang Chuang, Lin Hui perlu dikembalikan ke Tiongkok.
"Untuk Lin Hui, saya mengerti bahwa ada beberapa kekhawatiran tentang kesendirian dan kesepiannya. Kita harus membicarakan hal ini nanti," kata Ren Yisheng, Konsul Jenderal Tiongkok di Chiang Mai.
Pasangan panda, yang dipinjamkan dari Tiongkok sejak 2003, menjadih selebritis di Thailand setelah Lin Hui melahirkan pada 2009. Bayi panda jarang dilahirkan dalam pemeliharaan dan keturunannya akhirnya dikembalikan ke Tiongkok
Lin Hui mengandung melalui inseminasi buatan setelah Chuang Chuang gagal menghamilinya, meskipun dipertontonkan video yang dijuluki "porno panda" dengan maksud untuk mendorong mereka untuk kawin.
Panda terkenal sulit berkembang biak di penangkaran. Pada Kamis, pengujung Thailand di kebun binatang mengungkapkan kesedihan. "Saya merasa sedih ketika tahu tentang kematiannya. Hari ini, ketika melihat bekas tempat tinggalnya saya merasa tergetar," kata pengunjung Kanchana Anatasomboon.
Warga Bangkok, Supatra Saraneeyatham, pada kunjungan pertamanya ke Chiang Mai, berkata: "Saya di sini bersama saudara perempuan saya dan dia hampir menangis begitu kami melihat Lin Hui sendirian di dalam," lanjutnya. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil