jpnn.com -
JAKARTA – Sebanyak 168.800 jamaah haji Indonesia sudah mulai diberangkatkan ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji. Gelombang pertama dari tanggl 9-21 Agustus 2016 dengan tujuan ke Madinah terlebih dahulu.
BACA JUGA: Soal FDS, DPD RI Sebut Banyak yang Harus Dibenahi
Rombongan kedua dari tanggal 22 Agusuts 2016 sampai 4 September 2016 langsung ke Jedah. Rombongan haji ini terdiri atas 155.200 kuota haji regular dan 13.600 kuota haji khusus.
Saat ini cuaca di Mekah maupun Madinah cukup panas siang hari lebih dari 40 derajat celcius. Yang perlu diantisipasi atas suhu udara yang tinggi ini adalah terjadinya dehidrasi.
BACA JUGA: Inilah Bukti-bukti Ketidaksiapan Pengoperasian Terminal 3 Ultimate
Wakil Ketua PB Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB mengingatkan pentingnya para jamaah menjaga kesehatan.
“Yang utama adalah tetap mempertahankan minum 3-4 liter makin sering terpapar udara panas jumlah cairan yang diminum juga harus ditingkatkan. Jika tidak diantisipasi lebih lanjut kondisi panas ini dapat menyebabkan terjadi heat stroke, suatu keadaan mengancam jiwa akibat suhu tubuh yang meningkat sampai 40 derajat celsius akibat suhu di luar yang tinggi,” terangnya, dalam keterangan tertulis kepada wartawan.
BACA JUGA: Orang Tua Murid: Ganti Pimpinan Pasti Ganti Kebijakan
Kloter-kloter rombongan haji yang pertama sebagian berangkat langsung ke Medinah sebagian ke Jeddah dan selanjutnya akan menuju Madinah terlebih dahulu untuk ziarah ke Masjid Nabawi. Selama di Madinah jamaah haji akan melaksanakan Sholat Arbain (Sholat berjamaah 40 waktu) di Mesjid Nabawi.
Umumnya para jamaah berusaha untuk dapat melaksanakan Sholat Arbain ini dengan lengkap. “Yang harus diperhatikan udara panas dan aktivitas di udara terbuka yang sebaiknya dihindari,” ujar staf pengajar Fakultas Kedokteran Univesritas Indonesia (UI) Jakarta itu.
Diterangnya, selain faktor cuaca, keadaan lain yang dapat memperburuk kesehatan para jamaah adalah kelelahan akibat perjalanan yang lama dan melelahkan. Selain itu proses naik dan turun kendaraaan dari bandara menuju penginapan juga akan menyebabkan kelelahan tersebut makin menjadi.
Belum lagi proses pembagian kamar yang kadang kala berlarut-larut yang pada akhirnya keadaan ini akan membuat kelelahan para jamaah semakin menjadi.
“Oleh karena itu hal yang perlu dicermati oleh para jamaah dan para pimpinan kelompok adalah, agar para jamaah tersedia waktu istirahat yang cukup setelah sampai di penginapan. Rasa bersyukur dan ingin segera melihat Masjid Nabawi serta ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW kadang kala mengalahkan rasa lelah yang ada selama perjalanan dan sampai dipenginapan. Walau bagaimanapun secara keseluruhan tubuh kita juga perlu istirahat walau kadang kala semangat yang ada dapat mengalahkan kelelahan tersebut,” beber General Secretary of Indonesian Society of Gastroenterology itu.
Diingatkan, selama di Masjid diusahakan untuk tetap minum. Tempat-tempat penampungan minum yang berisi air zam-zam selalu tersedia di dalam dan di seputar Masjid Nabawi. Hindari minuman yang mengandung kafein seperti kopi atau minuman bersoda karena dengan mengkonsumsi minuman tersebut akan memperberat dehidrasi.
“Jika buang air kecil kita menjadi lebih keruh hal ini merupakan tanda bahwa kita harus meningkatkan untuk mengkonsumsi air,” saran mantan Tenaga Kesehatan Haji Daerah dan Tenaga Kesehatan Haji Khusus-ONH plus itu.
Makan merupakan hal penting dan selalu diperhatikan. Rasa makanan dan tidak suka makanan tertentu harusnya dibuang jauh-jauh. Rasanya tidak akan sulit untuk mencari rumah makan Indonesia dengan selera Indonesia disekitar Masjid Nabawi atau penginapan selain itu tentunya makanan yang disediakan untuk jamaah Indonesia biasanya telah disesuaikan dengan rasa lidah jamaah Indonesia.
“Yang terpenting sekali lagi jangan sampai tidak ada asupan makan baik pada pagi hari, siang hari dan malam hari. Aktivitas ibadah termasuk pergi dan pulang dari penginapan dan ke Masjid akan menghabiskan enersi kita oleh karena itu harus diimbangi makan yang cukup. Apabila asupan makan kita tidak baik tentunya secara umum hal ini juga akan mempengaruhi daya tahan tubuh kita,” ulasnya.
Makanan yang dikonsumsi juga harus bersih dan relatif baru. Jangan jatah makan yang seharusnya harus segera dimakan tertunda dimakannya.
Biasanya pemberian makanan yang resmi dari catering penyelenggara ibadah haji disertai keterangan berapa jam makanan tersebut dapat dikonsumsi dan kapan tidak dapat dikonsumsi lagi. Hindari pembelian makanan dan minuman dari tempat yang tidak resmi misalnya dari pinggir-pinggir jalan yang biasanya juga dijual oleh saudara kita yang sudah lama menetap lama di sana, yang memanfaatkan waktu musim haji untuk mencari tambahan dengan berjualan makanan dan minuman khas Indonesia. “Yang tentunya harus kita perhatikan kebersihan serta kualitas dari makanan tersebut.”
Kepada para jamaah haji juga dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan segera berhubungan dengan petugas kesehatan yang berada di kelompok atau kloter apabila timbul masalah dengan kesehatan. Hal ini penting agar gangguan kesehatan yang terjadi dapat segera diatasi dan tidak berlarut.
Perlu diingat karena kontak satu jamaah dengan jamaah lain cukup dekat maka jika ada salah satu jamaah yang mengalami flu berupa batuk pilek akan mudah menularkan kepada yang lain. Oleh karena, Dokter Ari menyarankan, sesama jamaah untuk selalu mengingatkan apabila ada anggota kelompoknya yang sakit untuk menghubungi petugas kesehatan yang memang seharusnya ada di kloter tersebut dan siap untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi jamaah haji.
Bagi para jamaah yang akan berangkat, diminta terus untuk menjaga kesehatan dan tetap melakukan olah raga rutin, mengenai ibadah haji yang akan dilakukan nantinya sebagian besar mengandalkan fisik dan mental.
Bagi calon jamaah haji yang menderita penyakit kronis jangan lupa untuk juga membawa obat-obat yang memang harus dikonsumsi rutin dan obat-obatan sederhana antara lain obat anti diare, obat sakit kepala, obat anti alergi, obat anti mual-muntah. (sam/jpnn)
Tips singkat untuk Jamaah Haji 2016:
1. Minum banyak 3-4 liter untuk cegah dehidrasi, lihat warna urin untuk melihat apakah telah terjadi dehidrasi.
2. Tetap makan dan memperhatikan kualitas makanan yang dikonsumsi.
3. Jangan menunda untuk menkonsumsi jatah makanan yang baru dibagikan.
4. Para jemaah menjaga agar bisa istirahat saat sampai dipenginapan.
5. Segera konsultasi ke petugas di kloter jika mempunyai permasalahan kesehatan.
6. Banyak mengonsumsi buah dan sayur-sayuran.
7. Hindari aktivitas yang tidak berhubungan dengan rangkaian ibadah terutama di udara terbuka
8. Sebelum berangkat selalu menjaga kesehatan dan olah raga rutin untuk menjaga stamina.
9. Bawa obat-obat rutin yang dikonsumsi bagi yang berpenyakit kronik dan selalu membawa obat-obat sederhana seperti obat anti diare, obat sakit kepala, obat anti alergi, obat anti mual-muntah.
jpnn.com -
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibas Jemput Aspirasi RUU Kebudayaan Ke Konstituen
Redaktur : Tim Redaksi