jpnn.com - Saat ini ada beragam alat kontrasepsi yang bisa digunakan pasangan suami istri. Dokter Sonny Iwan Santoso dari RS Adi Husada Undaan Wetan memberikan sejumlah tips bagi pasutri untuk memilih alat kontrasepsi yang paling sesuai.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan ini menjelaskan, ada dua macam KB yang bisa dipakai pasutri. Yakni KB hormonal dan non-hormonal.
BACA JUGA: Zack Lee Selingkuh, Nafa Urbach: Jangan Lupa Pakai Alat Kontrasepsi
Dia menjelaskan, untuk KB hormonal tentunya bekerja dengan memengaruhi hormon pada pemakainya, contohnya KB suntik, pil, atau susuk.
Sedangkan yang nonhormonal, yakni ada dua, intrauterine divice IUD atau spiral, dan kontrasepsi di pasaran.
BACA JUGA: KB Bisa Turunkan Risiko Kanker Serviks?
Dalam pemilihan KB sendiri, Sonny lebih menyarankan pasutri untuk menggunakan KB non-hormonal.
"Sebab KB non-hormonal tidak terlalu berisiko pada ibu-ibu. Akan tetapi, untuk KB non hormonal sendiri juga banyak ditakuti ibu lantaran alat KB semacam ini dimasukkan melalui kelamin," kata Sonny.
BACA JUGA: Pil KB Bisa Bantu Kurangi Risiko Kanker Mematikan Ini
Selain itu, kata Sonny, saat pemasangan tidak terasa sakit sama sekali. Sebab, dokter akan menganjurkan pemasangan ketika seorang ibu sedang haid.
"Karena selama haid mulut rahim akan terbuka, pemasangannya sendiri kurang lebih tidak sampai lima menit. Jadi ada kelebihan dan kekurangannya juga,” jelas Sonny.
Dia menambahkan, KB dilakukan oleh pasangan suami istri yang merasa sudah cukup memiliki momongan atau persalinan yang dilakukan dengan operasi caesar.
Menurutnya, seorang wanita yang usai melahirkan secara caesar perlu KB agar lebih aman.
Kenapa lebih aman? Karena untuk keamanan ibu pada kehamilan selanjutnya. Kehamilan yang paling aman adalah kehamilan di atas satu atau dua tahun berikutnya.
"Setelah melahirkan secara caesar, kulit perut belum cukup kuat pada kehamilan berikutnya. Bisa, ada yang belum kering kalau rentang kehamilan kurang dari setahun atau dua tahun. Untuk itu memasang alat kontrasepsi KB diperlukan,” pungkasnya. (ngopibareng/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia