jpnn.com - Bulan suci Ramadan telah tiba! Seluruh umat Muslim bersuka cita dalam menyambut dan menjalankan ibadah puasa.
Bagi penderita diabetes mellitus, Anda tak perlu khawatir, karena tetap bisa berpuasa asalkan mematuhi beberapa aturan. Salah satunya aturan dalam minum obat.
BACA JUGA: Inneke Koesherawati Bakal Jalani Puasa Tanpa Suami
Tak sedikit penderita diabetes yang bertanya-tanya, kapan waktu minum obat yang tepat saat puasa, apalagi mereka tidak bisa melewatkan obat dalam kesehariannya. Seperti diketahui, penderita diabetes harus mengonsumsi obat selama hidupnya. Hal ini juga berlaku saat sedang melakukan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Ada aturan yang harus dipatuhi dalam mengonsumsi obat diabetes saat puasa, dan tiap aturan berbeda-beda tergantung jenis obatnya. Ada beberapa jenis obat atau terapi diabetes yang sering digunakan oleh penderita diabetes di Indonesia, antara lain:
BACA JUGA: Ormas Islam Sepakat 1 Ramadan Kamis, Menag Bilang Begini
1. Obat golongan biguanid.
Obat golongan biguanid yang sering digunakan adalah metformin. Metformin umumnya ditujukan untuk penderita diabetes yang mengalami obesitas dan kadar gulanya tidak bisa lagi dikontrol dengan diet dan olahraga teratur.
BACA JUGA: Ketahuilah, Ini Menu Wajib Syahrini Saat Puasa
Metformin dianjurkan untuk dikonsumsi setelah makan. Awal pemberian adalah 1 kali sehari, setelah itu dosis dinaikkan 2 kali sehari yaitu setelah makan pagi dan makan malam. Dosis maksimal adalah 2000 mg per hari atau 4 kali sehari.
Jika Anda terbiasa mengonsumsi obat golongan ini sehari 2 kali, tidak masalah jika Anda ingin puasa. Namun jika Anda mengonsumsinya 3 kali sehari, sebaiknya Anda konsultasikan dengan dokter untuk mengubah pemberian obat.
Biasanya yang disarankan adalah 500 mg saat sahur, dan 1000 mg saat berbuka. Akan tetapi, perhatikan gejala peningkatan dan penurunan kadar gula darah Anda selama menjalankan puasa.
2. Obat golongan sulfonylurea.
Obat golongan sulfonylurea antara lain glimepiride dan glibenclamid. Obat golongan ini sering digunakan penderita diabetes yang posturnya tidak gemuk, atau dengan kata lain jika penyebab utamanya adalah terganggunya produksi insulin.
Untuk glimepiride, dapat diberikan 1 kali dalam sehari. Saat puasa, mungkin penderita diabetes tidak perlu mengubah waktu minum obat, tetapi disarankan untuk dikonsumsi saat berbuka puasa jika memang tetap ingin berpuasa. Mengenai dosis, beberapa orang mungkin memerlukan adanya penyesuaian dosis untuk mencegah terjadinya hipoglikemia.
Bagaimana dengan glibenclamid? Obat jenis ini lebih besar potensinya meningkatkan risiko hipoglikemia dibandingkan dengan glimepirid. Atas alasan ini, biasanya dokter akan menyarankan untuk menggantinya dengan obat lain atau mengurangi dosis yang diberikan.
3. Terapi suntik insulin.
Insulin yang mempunyai efek kerja panjang masih boleh diberikan saat puasa, tetapi sebaiknya diberikan saat berbuka. Namun, untuk insulin yang mempunyai efek kerja pendek, sebaiknya diberikan 2 kali saja dan melewatkan penyuntikan insulin di siang hari saat puasa. Walaupun sebenarnya tidak membatalkan puasa. Pemberiannya setelah berbuka dan sahur dengan mengurangi dosis.
Pemilihan jenis obat dan terapi selama puasa sebaiknya dibicarakan terlebih dahulu dengan dokter yang merawat. Jangan mengurangi atau menambahkan dosis terapi tanpa berkonsultasi ke dokter.
Selain itu, agar puasa berjalan lancar, penderita diabetes harus memperhatikan frekuensi makan. Makan tetap dilakukan sebanyak 3 kali dalam sehari, hanya saja waktunya yang bergeser. Makan pagi diganti makan saat sahur. Makan siang adalah saat buka puasa dan yang terakhir adalah makan setelah salat tarawih.
Periksa juga kadar gula darah Anda secara rutin untuk menghindari hipoglikemia atau hiperglikemia. Jadi, walaupun memiliki diabetes, Anda tetap bisa berpuasa asalkan mematuhi aturan makan dan minum obat, serta selalu menjalankan pola hidup sehat.(RS/RVS/klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Timnas U-19 Tetap Gelar TC di Bulan Suci
Redaktur & Reporter : Yessy