JAKARTA – Wakil Ketua MPR RI Pramono Anung yang namanya ramai disebut-sebut akan menggantikan posisi almarhum Taufiq Kiemas sebagai Ketua MPR, mengaku belum berpikir ke sana. Pram mengatakan siapa nama yang bakal dipercaya menjabat sebagai Ketua MPR akan ditentukan oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Saya terus terang tidak mikir. Dulu memang saya ketua tim Pak TK (Taufiq Kiemas, red) saat beliau maju,” kata Wakil Ketua DPR Pramono Anung, di Gedung DPR, Senayan, kemarin (20/6), saat menjawab pertanyaan seputar peluangnya menggantikan posisi ketua MPR.
Sebagaimana diketahui, PDIP baru akan membahas pengganti almarhum Taufiq Kiemas sebagai Ketua MPR dalam rapat DPP PDIP. Sejauh ini, ada empat nama yang sudah muncul dalam nominasi pengganti Taufiq, yakni Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo, Ketua Fraksi PDIP Puan Maharani, Wakil Ketua DPR Pramono Anung, dan Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Sidarto Danusubroto.
Sementara itu, Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Tohari mengatakan, bahwa tidak ada syarat khusus atau terperinci sebagai ketua MPR. Namun, kata dia, sebagai lembaga negara yang memiliki kewenangan tertinggi tentunya sikap negarawan harus dimiliki oleh seorang Ketua MPR.
“Kewenangan sangat tinggi yakni melantik presiden, memakzulkan presiden dan wapres dalam masa jabatannya, memilih presiden dan wapres jika terjadi kekosongan, dan merubah UUD. Karena itu maka tentu ketuanya memiliki wawasan konstitusi yang paripurna, kenegarawanan baik, sehingga soal senioritas sudah relevan di dalamnya,” kata Tohari di Gedung DPR Senayan, Kamis (20/6).
Politisi Golkar ini juga mengatakan, pimpinan MPR akan segera mengirimkan surat kepada Fraksi PDIP berkenaaan dengan mekanisme pengajuan pengganti Taufiq. Pengajuan ini sejalan dengan tata tertib (tatib) yang berlaku di MPR. “Bahwa dalam pengajuan calon pengganti, para pimpinan fraksi dan kelompok DPD meminta agar F-PDIP mengkonsultasikannya lebih dulu agar semangat kebersamaan dan konsensus politik terjadi seperti halnya ketika mendukung pemilihat Taufiq saat itu,” paparnya.
Ungkapan pentingnya sosok kenegarawanan juga diungkapakan oleh Wakil Ketua MPR asal Fraksi Demokrat, Melani Leimena Suharli. Dia berharap ketua MPR yang baru nantinya dapat melanjutkan apa yang sudah dikerjakan dan dicitak-citakan Taufiq.
“Siapa saja. Kita harus menghargai dari F-PDIP. Beliau selalu mengatakan tidak ada fraksi. Beberapa fraksi di MPR yang ada adalah hanya ada fraksi empat pilar dengan semangat kebersamaan itu,” katanya kepada INDOPOS (JPNN Group).
Pengamat politik M Qodari menilai, dengan tidak tertariknya Pramono pada posisi ketua MPR, maka peluang besar tinggal di dua tokoh senior PDIP, yakni Tjahjo Kumolo dan Sidarto Danusubroto. Namun tak mudah menjawab siapa pengganti Kiemas karena memang ketokohan Taufiq sulit tergantikan.
“Mengamati dinamika di PDIP sebenarnya banyak kader yang berbobot, meskipun soal jam terbang memang tidak ada yang bisa menandingi kepiawaian politik almarhum Taufiq. Tapi bagaimanapun, tongkat estafet kepemimpinan memang harus berjalan alamiah. Ketiadaan tokoh tidak boleh membuat parpol menjadi stagnan,” kata Qodari. (dms)
“Saya terus terang tidak mikir. Dulu memang saya ketua tim Pak TK (Taufiq Kiemas, red) saat beliau maju,” kata Wakil Ketua DPR Pramono Anung, di Gedung DPR, Senayan, kemarin (20/6), saat menjawab pertanyaan seputar peluangnya menggantikan posisi ketua MPR.
Sebagaimana diketahui, PDIP baru akan membahas pengganti almarhum Taufiq Kiemas sebagai Ketua MPR dalam rapat DPP PDIP. Sejauh ini, ada empat nama yang sudah muncul dalam nominasi pengganti Taufiq, yakni Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo, Ketua Fraksi PDIP Puan Maharani, Wakil Ketua DPR Pramono Anung, dan Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Sidarto Danusubroto.
Sementara itu, Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Tohari mengatakan, bahwa tidak ada syarat khusus atau terperinci sebagai ketua MPR. Namun, kata dia, sebagai lembaga negara yang memiliki kewenangan tertinggi tentunya sikap negarawan harus dimiliki oleh seorang Ketua MPR.
“Kewenangan sangat tinggi yakni melantik presiden, memakzulkan presiden dan wapres dalam masa jabatannya, memilih presiden dan wapres jika terjadi kekosongan, dan merubah UUD. Karena itu maka tentu ketuanya memiliki wawasan konstitusi yang paripurna, kenegarawanan baik, sehingga soal senioritas sudah relevan di dalamnya,” kata Tohari di Gedung DPR Senayan, Kamis (20/6).
Politisi Golkar ini juga mengatakan, pimpinan MPR akan segera mengirimkan surat kepada Fraksi PDIP berkenaaan dengan mekanisme pengajuan pengganti Taufiq. Pengajuan ini sejalan dengan tata tertib (tatib) yang berlaku di MPR. “Bahwa dalam pengajuan calon pengganti, para pimpinan fraksi dan kelompok DPD meminta agar F-PDIP mengkonsultasikannya lebih dulu agar semangat kebersamaan dan konsensus politik terjadi seperti halnya ketika mendukung pemilihat Taufiq saat itu,” paparnya.
Ungkapan pentingnya sosok kenegarawanan juga diungkapakan oleh Wakil Ketua MPR asal Fraksi Demokrat, Melani Leimena Suharli. Dia berharap ketua MPR yang baru nantinya dapat melanjutkan apa yang sudah dikerjakan dan dicitak-citakan Taufiq.
“Siapa saja. Kita harus menghargai dari F-PDIP. Beliau selalu mengatakan tidak ada fraksi. Beberapa fraksi di MPR yang ada adalah hanya ada fraksi empat pilar dengan semangat kebersamaan itu,” katanya kepada INDOPOS (JPNN Group).
Pengamat politik M Qodari menilai, dengan tidak tertariknya Pramono pada posisi ketua MPR, maka peluang besar tinggal di dua tokoh senior PDIP, yakni Tjahjo Kumolo dan Sidarto Danusubroto. Namun tak mudah menjawab siapa pengganti Kiemas karena memang ketokohan Taufiq sulit tergantikan.
“Mengamati dinamika di PDIP sebenarnya banyak kader yang berbobot, meskipun soal jam terbang memang tidak ada yang bisa menandingi kepiawaian politik almarhum Taufiq. Tapi bagaimanapun, tongkat estafet kepemimpinan memang harus berjalan alamiah. Ketiadaan tokoh tidak boleh membuat parpol menjadi stagnan,” kata Qodari. (dms)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diumumkan Malam, Berlaku Dini Hari
Redaktur : Tim Redaksi