JAKARTA – PDI Perjuangan menilai alasan pemerintah menaikkan Bahan Bakar Minyak (BBM) karena terbebaninya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akibat subsidi, tidak mendasar.
Sebab masih dapat ditutupi dari pendapatan lain, asalkan pemerintah mau mengoptimalkan sumber pendapatan yang ada.
“Jadi kebijakan itu tidak komprehensif. Kita harus kembali, APBN itu cukup kalau cuma mau menekan subsidi. Masih ada kok pola kebijakan lain yang harusnya pemerintah sampaikan. Jadi tidak perlu menaikkan BBM,” ujar Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Tjahjo Kumolo, di Jakarta, Jumat (7/6) petang.
Alasan lain, kenaikan BBM juga diprediksi sangat berdampak pada daya beli masyarakat kecil. Karena akibat kebijakan tersebut, harga-harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan. Sementara penghasilan mayoritas masyarakat menurut Tjahjo, sangat pas-pasan dan serba kekurangan.
“Memang ada pemberian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Tapi itu hanya dirasakan sebagian kecil masyarakat. Tidak semua masyarakat menerimanya, sementara dampaknya terjadi pada semua aspek kehidupan. Gaji pegawai, gaji buruh, pensiunan nggak naik sementara harga sembako sudah melambung tinggi,” ujarnya.
Menghadapi kondisi ini, Tjahjo menilai perlu political will dari pemerintah. “Jangan justru tidak mau memberi subsidi, tapi juga tidak mau dikatakan sebagai pihak yang menaikkan harga BBM. Dengan teriak-teriak BBM naik, itu akibatnya semua barang-barang sudah naik semua,” ujarnya.(gir/jpnn)
Sebab masih dapat ditutupi dari pendapatan lain, asalkan pemerintah mau mengoptimalkan sumber pendapatan yang ada.
“Jadi kebijakan itu tidak komprehensif. Kita harus kembali, APBN itu cukup kalau cuma mau menekan subsidi. Masih ada kok pola kebijakan lain yang harusnya pemerintah sampaikan. Jadi tidak perlu menaikkan BBM,” ujar Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Tjahjo Kumolo, di Jakarta, Jumat (7/6) petang.
Alasan lain, kenaikan BBM juga diprediksi sangat berdampak pada daya beli masyarakat kecil. Karena akibat kebijakan tersebut, harga-harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan. Sementara penghasilan mayoritas masyarakat menurut Tjahjo, sangat pas-pasan dan serba kekurangan.
“Memang ada pemberian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Tapi itu hanya dirasakan sebagian kecil masyarakat. Tidak semua masyarakat menerimanya, sementara dampaknya terjadi pada semua aspek kehidupan. Gaji pegawai, gaji buruh, pensiunan nggak naik sementara harga sembako sudah melambung tinggi,” ujarnya.
Menghadapi kondisi ini, Tjahjo menilai perlu political will dari pemerintah. “Jangan justru tidak mau memberi subsidi, tapi juga tidak mau dikatakan sebagai pihak yang menaikkan harga BBM. Dengan teriak-teriak BBM naik, itu akibatnya semua barang-barang sudah naik semua,” ujarnya.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lifting Minyak Mulai Menanjak
Redaktur : Tim Redaksi