jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko mengatakan pemilihan presiden (Pilpres) satu putaran menjadi suatu keharusan di tengah ketidakpastian kondisi geopolitik dunia.
Budiman menjelaskan bahwa saat ini beberapa negara besar juga menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu), sehingga berpotensi memengaruhi geopolitik dunia.
BACA JUGA: Pilpres Satu Putaran Dinilai Bisa Hindari Ketegangan Ideologis
Dia meyakini dengan pengalaman yang dimiliki oleh Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan itu akan lebih memberi kepastian terhadap masa depan Indonesia di dunia Internasional, serta dapat mengantisipasi berbagai potensi gangguan keamanan.
"Kita juga harus tahu di dunia ada puluhan negara yang mau pemilu, ada Pemilu Taiwan, Pemilu Rusia, Pemilu Amerika, Inggris, dan India. Karena itu, kita tidak boleh meraba-raba dengan ketidakpastian. Maka, Pak Prabowo punya pengalaman itu," kata Budiman dalam acara Ngobrol Bareng (Ngobar) Biru Ceria-02 'Spirit Perjuangan Pilpres Sekali Putaran’, di Rumah Besar Relawan Prabowo-Gibran, Jakarta, Kamis (4/1).
BACA JUGA: Ratusan Mahasiswa Yogyakarta dan FIM Serukan Pilpres 2024 Sekali Putaran
Di forum yang sama, Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, pilpres satu putaran bisa menghemat anggaran negara mencapai Rp 27 triliun.
Dia menyebutkan dengan satu putaran, anggaran yang sangat banyak itu bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat.
BACA JUGA: Repnas Sebut Pilpres Satu Putaran Beri Keuntungan Besar Bagi Indonesia
"Data yang saya dapatkan, anggaran yang bisa dihemat sebanyak Rp 27 trilun. Itu bisa untuk subsidi pendidikan, subsidi pupuk dan lainnya," kata Qodari.
Qodari menilai Pilpres satu putaran akan berdampak positif bagi Bangsa Indonesia.
Terlebih, berbagai hasil survei menunjukkan elektabilitas Prabowo-Gibran unggul jauh dari dua pasangan capres lainnya.
"Untuk menuju sekali putaran tinggal geser lima persen. Menggesernya ketahuan, temen temen sesama pendukung Pak Jokowi. Kedua, kita waspada kalau ada provokasi jangan dilayani," kata Qodari.(mcr8/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Kenny Kurnia Putra