jpnn.com, SURABAYA - TNI Angkatan Laut punya alat utama sistem persenjataan (alutsista) baru. Ada kapal selam KRI Nagapasa-403 yang memperkuat Komando Armada Timur (Koarmatim) TNI AL.
KRI Nagapasa-403 yang dibuat di Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering, Korea Selatan tiba di Dermaga Kapal Selam Koarmatim, Ujung, Surabaya, Senin pagi (28/3). Sebelumnya, KRI Nagapasa telah menempuh 15 hari perjalanan dari Korea Selatan.
BACA JUGA: TNI AL Resmi Menambah Kapal Selam Terbaru
KSAL Laksamana TNI Ade Supendi dan Pangarmatim Laksda TNI Darwanto menyambut kedatangan kapal yang pembuatannya memakan waktu empat tahun itu. Menurut Darwanto, KRI Nagapasa memiliki kemampuan deterrence effect yang sangat ampuh.
“Kapal ini bakal menambah daya gempur dan merupakan senjata strategis TNI AL. Tidak semua alat sensor bisa mendeteksi kapal selam ini,” tuturnya.
BACA JUGA: Rumkital Mintohardjo Gelar Bakti Sosial Kesehatan
Selain kemampuan daya tangkal, KRI Nagapasa juga dilengkapi persenjataan modern. Kapal selam bernomor lambung 403 itu punya senjata torpedo generasi baru, yakni Black Shark. Torpedo buatan Whitehead Sistemi Subacquei (WASS) Italia itu memiliki dimensi panjang i 3,6 meter dan berdiameter 533 mm.
BACA JUGA: Danlanal V Pimpin Serah Terima Jabatan Kadisharkan
Bila diluncurkan, Black Shark mampu menjangkau jarak 50 kilometer. Kecepatan luncurnya mencapai 50 knot.
KRI Nagapasa juga menggunakan Submarine Combat Management System (CMS) MSI-90U Mk 2. Aplikasi pengolah data untuk mengetahui situasi kondisi pertempuran itu dibuat oleh Kongsberg Defence System, Norwegia.
Sedangkan untuk keperluan navigasi, KRI Nagapasa menggunakan Sagem Sigma 40 XP inertial navigation system, Integrating Navigation and Tactical Systems, serta OSI Maritime Systems ECPINS-W.
Menurut Darwanto, ada beberapa pertimbangan sehingga TNI AL bekerja sama dengan Daewoo Ship Building Marine Engineering (DSME) Korea Selatan. Pertimbangan yang paling esensial adalah soal kebutuhan TNI AL sendiri akan kapal selam jenis diesel elektrik.
KRI Nagapasa masuk dalam jenis tersebut dengan tipe 209/1400. "Kapal jenis ini murah biaya operasionalnya ketimbang kapal selam nuklir," jelasnya.
DSME dianggap selevel dengan pabrikan kapal selam type 209 lainnya seperti Jerman, Turki, dan Brasil. "Galangan kapal selam diesel elektrik ini tidak banyak. Korsel dipilih karena desainnya sama seperti (pabrikan) Barat, teknologinya menyesuaikan dengan kebutuhan Asia," tambahnya.
KRI Nagapasa adalah satu dari tiga armada kapal selam yang dipesan dari Korsel. Kapal selam kedua diperkirakan akan datang akhir tahun ini atau awal tahun 2018. "Akhir tahun ini kita akan punya tiga kapal selam," tegas Darwanto.(did/JPC)
BACA ARTIKEL LAINNYA... INGAT! Setetes Darahmu Selamatkan Sejuta Jiwa
Redaktur & Reporter : Antoni