jpnn.com, JAKARTA - Dinas Pembinaan Potensi Maritim TNI AL (Dispotmaral) melaksanakan program Pelatihan Penanggulangan Bencana (Latgulben) Tahun Anggaran 2023 di Lanal Denpasar, Selasa (21/2) lalu.
“Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dan ketangguhan masyarakat menghadapi bencana,” kata Kepala Dinas Pembinaan Potensi Maritim TNI Angkatan Laut (Kadispotmaral) Laksamana Pertama TNI Suradi Agung Slamet saat membuka pelatihan tersebut.
BACA JUGA: Mendukung Produk Dalam Negeri, TNI AL Akan Membeli 35 Unit Mobil Esemka
Lebih lanjut, Laksma TNI Suradi menjelaskan latihan tersebut juga menumbuhkan kewaspadaan masyarakat untuk lebih tangguh sebagai pilar bangsa dalam menghadapi bencana.
Kemudian untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa budaya akan sadar bencana harus dimulai dari kesadaran individu, keluarga dan kelompok, termasuk di lingkungan sekolah sampai pada kelompok masyarakat bawah.
BACA JUGA: Brigjen TNI (Mar) Said Berkunjung ke Daerah, Ajak Pemuda Maluku jadi Prajurit TNI AL
Selain itu masyarakat akan sadar terhadap peningkatan kemampuan diri sendiri, kesiapsiagaan, kewaspadaan, sikap tanggap segera menyiapkan alat peralatan.
“Juga menyelamatkan diri dari risiko ganasnya ancaman bencana serta menghadapi terjadinya bencana alam berupa gempa bumi dan tsunami di daerah pesisir,” ujar Suradi.
BACA JUGA: Pesan KSAL Saat Peringatan HUT Ke-77 Polisi Militer TNI AL
Suradi menyampaikan pelatihan penanggulangan bencana merupakan program rutin TNI AL yang dilaksanakan oleh Dispotmaral yang diagendakan setiap tahun dan selalu diprioritaskan pada daerah-daerah rawan bencana.
“Perlu diketahui bahwa Latgulben pada tahun ini akan dilaksanakan di 3 wilayah, yaitu Lanal Denpasar, Lanal Malang, dan Lanal Cilacap,” kata Kadispotmaral.
Dia berharap Latgulben ini menjadi langkah antisipasi siaga bencana yang mampu menekan angka korban jiwa dan memahami langkah-langkah pertama yang harus diambil saat terjadi bencana.
Menurut Suradi, materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut meliputi sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami, penanganan korban gempa bumi dan tsunami.
Kemudian manajemen kesiapsiagaan bencana, prosedur pelaksanaan proses evakuasi mandiri dari ancaman risiko bencana gempa bumi dan tsunami.
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali menekankan dalam menyikapi ancaman bencana alam, TNI AL harus mampu merespons cepat, bahkan dalam hitungan jam untuk menjangkau daerah terdampak untuk melakukan operasi kemanusiaan.
“Ini merupakan amanat undang undang tentang tugas TNI dalam melaksanakan OMSP (Operasi Militer Selain Perang). TNI AL dalam menyikapi kebencanaan telah memiliki kemampuan kapal rumah sakit yang berada di Armada I, II dan III, yang salah satu tugasnya adalah sebagai siaga tanggap kebencanaan,” tegas Laksamana Muhammad Ali.
Pelatihan selama tiga hari di bawah komando langsung Danlanal Denpasar Kolonel Marinir I Dewa Nyoman Gede Rake Susilo diakhiri dengan simulasi kesiapsiagaan bencana dan evakuasi mandiri masyarakat pesisir terhadap ancaman gempa bumi dan tsunami.
Latihan ini melibatkan personel TNI, Polri, Pemda setempat, BPBD, Basarnas, BMKG, pelajar dan masyarakat maritim.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari