TNI-Polri Kejar Pelaku Perampasan Senpi di Puncak Jaya

Selasa, 07 Agustus 2012 – 05:02 WIB
JAYAPURA - Kasus penyanderaan terhadap Danramil Mulia Lettu Inf. Paulinus Logo yang berbuntut perampasan senjata api (senpi) yang dibawa Danramil, dan kasus perampasan senpi milik anggota Brimob yang keduanya terjadi di wilayah Distrik Mewoluk, Kabupaten Puncak Jaya, Papua terus ditindaklanjuti aparat.
 
Aparat gabungan TNI dan Polri kini tengah tengah melakukan pengejaran terhadap para pelaku yang diduga kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) hingga ke hutan-hutan yang ada di wilayah Kabupaten Puncak Jaya.
 
"Para pelaku yang merampas senjata Danramil dan anggota Brimob di Mewoluk ini adalah kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) Faksi Yambi. Kami sudah mengenali ciri-ciri pelaku perampasan senjata milik anggota Brimob ini," ungkap Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. Drs. Johannes Nugroho Wicaksono kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (6/8).
 
Kabid Humas mengungkapkan, saat ini jajaran Polres Puncak Jaya dipimpin Kapolres bersama TNI masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku yang diduga melarikan diri ke arah hutan.
 
Sementara itu, akibat hilangnya senjata milik anggota Brimob jenis AK 47, pihak Propam akan mengenakan sanksi disiplin kepada anggota Brimob yang membawa senjata yang dicuri tersebut.   Oleh sebab itu agar hal ini tidak terulang lagi, Johannes menghimbau kepada anggota polisi yang memiliki senjata, baik yang di Puncak Jaya maupun di mana saja agar selalu waspada dalam membawa atau menggunakan senjata api.
 
"Mari cintai barang perlengkapan kerja anda, baik itu senjata maupun baju dinas agar hal-hal seperti ini tidak terulang lagi. Ini berlaku kepada seluruh anggota yang menggunakan senjata di mana pun dia bertugas," tegasnya.
 
Disinggung situasi pemilukada ulang di Distrik Mewoluk Puncak Jaya, Kabid Humas mengatakan bahwa situasi saat ini di Mewoluk dalam keadaan aman dan terkendali dan pemilukada ulang sudah berjalan baik. "Saya sudah mendapat laporan bahwa pemilukada ulang di Mewoluk sudah berlangsung dengan baik, aman dan tenteram tanpa ada gangguan
sedikit pun. Diharapkan pula proses pemilukada di Puncak Jaya bisa berjalan dengan baik hingga terpilihnya kepala daerah yang sudah dinanti-nanti masyarakat," paparnya.
 
Ditanya apakah kelompok Yambi ini melakukan aksinya untuk menggagalkan pemilukada ulang di Mewoluk" Yohannes menuturkan bahwa kelompok ini hanya melakukan pencurian senjatan milik Polri maupunTNI yang bertugas di wilayah Puncak Jaya.
 
"Motif sementara ini sudah jelas mencuri senjata. Kami tidak melihat sedikit pun ada gangguan atau rencana menggagalkan Pilkada di Puncak Jaya. Doakan saja pelakunya bisa tertangkap agar kita bisa mengetahui secara detail apa motif mereka mencuri senjata ini," tandasnya.
 
Sementara itu, Matius Murib direktur Baptist Voice Papua yang juga Pembela HAM mengatakan bahwa dari serangkaian aksi kekerasan terus terjadi di Puncak Jaya Papua, tak peduli korbannya warga sipil atau aparat keamanan, sampai saat ini belum ada satu pun pelakunya yang berhasil ditangkap.
 
"Serentetan kekerasan berupa penembakan maupun perampasan senjata yang sudah berlangsung sejak tahun 2004-2012, pihak kepolisian belum mampu mengungkapnya. Apa lagi ditanya motif kekerasan di Puncak Jaya sama sekali kita hanya bisa menunggung," ungkap Matius, melalui pesan singkatnya kepada Cenderawasih Pos (JPNN Group), Senin (6/8).
 
Matius mengatakan ketidakmampuan polisi mengungkap pelaku kekerasan dan motif di balik serangkaian aksi ini sangat disayangkan. "Seluruh kejadian ini tampak seperti direkayasa. Kami menduga ada yang bermain untuk kepentingan tertentu dari kejadian itu," ujarnya.
 
Memang meninggalkan keprihatinan, namun Matius berharap, sebaiknya semua pihak yang disinyalir bermain di Puncak Jaya agar menghentikan segala aksinya.   "Jangan buat rekayasa dengan cara-cara kekerasan dalam mencapai tujuannya. Cara-cara seperti ini sangat dikutuk oleh Tuhan pencipta langit-bumi dan manusia di seluruh dunia," katanya.
 
Dari kejadian-kejadian ini, Matius juga meminta kepada masyarakat Puncak Jaya agar tidak mudah terhasut maupun terpancing oleh siapa pun, yang sifatnya hanya merusak stabilitas keamanan atau membuat takut. "Masyarakat tetaplah tenang dan perkuat diri agar tidak mudah terpancing untuk kepentingan sesaat pihak tertentu. Sesungguhnya kasihdan damai itu jika diwujudkan oleh semua pihak, Puncak Jaya yang seperti api neraka selama ini bisa diubah seperti surga yang aman, damai dan mulia," paparnya. (ro/fud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menkes: HIV dan AIDS Harus Dilawan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler