Mereka berangkat dari Indramayu, Jawa Barat menggunakan dua Bus PO Dunia Mas jurusan Jakarta-Bima. Di Surabaya, mereka menyeberang ke Bali, kemudian dari Bali mereka naik kapal ferry di Pelabuhan Padangbai menuju Pelabuhan Lembar, Lombok.
Informasi lain yang dihimpun Lombok Post (Grup JPNN) menyebutkan, imigran tersebut diangkut dari daerah Indramayu, Jawa Barat Minggu (26/8). Rencananya, mereka akan diturunkan di wilayah Lombok Tengah. Dan untuk mengelabui petugas, mereka akan naik bus lain menuju Pulau Sumbawa. Selanjutnya mereka rencananya menyeberang ke Australia menggunakan perahu boat nelayan.
Danrem 162/WB Kol Inf Zulfardi Junin yang dikonfirmasi wartawan membenarkan penangkapan tersebut. ‘’Imigran ini diamankan Tim Intel Korem. Mereka sebanyak 71 orang,’’ kata Zulfardi Junin kepada wartawan, kemarin.
Karena jumlah imigran tersebut cukup banyak, mereka kemudian ditampung di Hotel Wisata, Kota Mataram untuk proses selanjutnya. Namun saat berada di hotel, sejumlah imigran berulah. Mereka berusaha melarikan diri namun berkat kesigapan petugas, akhirnya upaya mereka berhasil digagalkan.
Zulfardi Junin sedikit mengulas proses penangkapan para imigran ini. Pihak Intel Korem 162/WB mendapatkan informasi bahwa ada rencana penyeberangan imigran asal Timur Tengah melalui jalur laut. Pihak intel pun bergerak dan memantau kebenaran informasi tersebut. ‘’Informasi itu terdengar dua hari lalu,’’ akunya.
Namun setelah dua hari diintai, bus yang mengangkut para imigran ternyata belum muncul. Sementara, anggota telah menunggu dan bersiaga di Pelabuhan Lembar, karena informasinya bus pengangkut imigran paling telat datang Selasa lalu (28/8).
Dia menjelaskan, 71 orang imigran gelap itu dicegat ketika mereka menumpangi dua bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) Dunia Mas. Tepat di ruas jalan tak jauh dari Pelabuhan Lembar, tim Intel Korem menghentikan laju dua bus tersebut. ‘’Setelah dicek, ternyata di dalamnya ada imigran,’’ jelasnya.
Pihaknya kemudian melakukan pengecekan kepada seluruh penumpang. Namun, anggota intel saat itu tidak ada yang naik ke bus melainkan para imigran yang turun. ‘’Para imigran tidak bisa menunjukan kelengkapan administrasinya,’’ ungkap Zulfardi Junin.
Puluhan imigran itu semuanya merupakan laki-laki dewasa. Mereka terdeteksi datang dari Surabaya dan Banyuwangi, Jawa Timur, kemudian melintasi Pelabuhan Penyeberangan Ketapang hingga melintasi Pulau Bali kemudian pelabuhan penyeberangan Padangbai dan Pelabuhan Lembar. ‘’Bus dicegat setelah keluar dari Pelabuhan Lembar. Rencananya imigran tersebut akan menuju Pulau Sumbawa,’’ ujarnya.
Dikatakan, setelah mengamankan 71 orang imigran, pihaknya kemudian menyerahkan kepada petugas Imigrasi dan kini para imigran gelap itu ditempatkan di Hotel Wisata, Kota Mataram. Selama di lokasi penampungan imigran tersebut berada dalam pengawasan Lembaga Imigrasi Internasional. ‘’Kita sudah serahkan ke pihak berkompeten,’’ katanya.
Ia mengungkapkan, pihaknya menemukan ada kejanggalan selama perjalanan imigran tersebut dari Pulau Jawa ke Pulau Lombok. Dimana, imigran gelap itu leluasa melintasi jalur transportasi resmi menggunakan bus dari Pulau Jawa melintasi Pulau Bali hingga tiba di Pelabuhan Lembar, Pulau Lombok. Padahal, tiap penumpang diperiksa di setiap pelabuhan penyeberangan.
Ditanya terkait dugaan adanya pihak yang membekingi penyelundupan imigran tersebut, Zulfardi Junin belum memastikannya. ‘’Mengenai ada oknum yang terlibat. Kita masih selidiki,’’ terangnya.
Pihaknya juga kini menyelidiki pengakuan imigran yang mengaku memberikan sejumlah uang kepada orang yang memakai seragam loreng dan topi hitam. Ia menegaskan, siapapun yang terlibat, termasuk oknum angota TNI akan ditindak tegas. Bahkan, sanksi yang dijatuhkan berupa pemecetan. ‘’Kita masih selidiki. Kalau pun terbukti ada oknum aparat, langsung dipecat,’’ tegasnya.
Sementara itu, salah seorang saksi yang juga penumpang bus bernama Nona Ana mengatakan, ia bersama beberapa penumpang lainnya naik dari Jakarta dan hendak pulang menuju Manggarai Timur. Ia tidak mengetahui kalau penumpang Imigran yang satu bus dengannya adalah imigran gelap. ‘’Para imigran tersebut baru naik bus ketika para penumpang akan turun makan di sekitar Indramayu, Jabar,’’ katanya.
Ia mengatakan, saat berada di atas kapal para imigran tak satupun turun dari bus. Namun, Ana dan sejumlah penumpang lainnya mengaku tidak merasa curiga. ‘’Ketika kita turun bus untuk makan, mereka (imigran) tidak turun,’’ katanya.(mis)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bahan Peledak dan Puluhan Peluru Ditemukan Pemulung di Bandung
Redaktur : Tim Redaksi