ToBa Dreams, Bukan Sekadar Film Komedi Biasa

Sabtu, 25 April 2015 – 00:22 WIB
WAJIB DITONTON: T.B. Silalahi (kiri) menyaksikan Event Manager Jawa Pos Rensi Dewi Bulan mengenakan topi baret kepada pemeran Sersan Tebe, Mathias Muchus, pada premier film ToBa Dreams di XXI Tunjungan Plaza, Kamis (23/4). Foto Satria Nugraha/Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com - JPNN.com SURABAYA – Orang tua memiliki mimpi masing-masing untuk keluarganya. Begitu pula rasa  cinta yang mereka wujudkan dalam hal yang kadang dianggap aneh.

Demikian juga seorang anak yang memiliki mimpi dan harapan yang ingin mereka wujudkan sebagai bentuk penghormatan dan cara untuk membahagiakan orang tua.

BACA JUGA: Balik ke Dewa, Ini Kata Ari Lasso

Namun, kadang, orang tua dan anak memiliki cara yang berbeda. Mereka kadang tidak sepaham sehingga kerap berkonflik dan berdebat.

Itulah inti film ToBa Dreams yang diangkat dari novel dengan judul sama karya TB Silalahi.

BACA JUGA: Kejutan KD di Konser Traya

Film tersebut bukan sekadar film yang bergenre drama percintaan biasa tentang sebuah mimpi dan cinta.

Film itu berbobot dengan kentalnya nilai nasionalisme, kebudayaan, kecintaan pada keluarga, dan perjuangan yang dibumbui drama percintaan.

BACA JUGA: Pak Bondan, Di TV Maknyus, Di Rumah Gembel

“Ini bukan film biografi, dokumen- ter, militer, atau sekadar film drama biasa, tapi kaya akan nilai-nilai sosial, budaya, dan nasionalisme yang saya harapkan bisa menjadi teladan,” ujar T.B. Silalahi yang merupakan penulis novel sekaligus eksekutif produser
dan co-sutradara dalam film tersebut sebelum pemutaran film di XXI Tunjungan Plaza, Surabaya Jawa Timur seperti yang dilansir Radar Surabaya (Grup JPNN.com), Jumat (24/4).

Film tersebut menceritakan sersan Tebe (diperankan Mathias Muchus), seorang pensiunan TNI-AD, yang apa adanya, jujur, dan idealis yang memutuskan pulang kampung setelah masa dinasnya berakhir.

Dia kembali ke perkampungan di pinggiran Danau Toba. Dia dihadapkan pada konflik yang terpendam dengan anak sulungnya, Ronngur (diperankan Vino G. Bastian).

Anak dan ayah tersebut memiliki mimpi dan ambisi masing-masing. Film itu dilengkapi suguhan kehidupan keluarga, dunia kejahatan, persahabatan, dan perbedaan agama.

“Konflik keluarga antara ayah dan anak memang menjadi cerita utama dalam film ini, namun kami suguhkan dengan bumbu drama, action, serta komedi yang tentunya berbeda dan tidak membosankan, tetapi tetap berbobot dengan pesan moral, kekuatan cerita, dan akting para pemainnya,” jelas Benni Setiawan, sang sutradara. (nur/hen/awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Manggung Bareng Dewa, Ari Lasso Segera Bergabung?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler