jpnn.com, SAMOSIR - Harmoni yang luar biasa, musik yang hebat, bersama dengan keramahan kelompok legendaris etnis Batak di Sumatera Utara bergema di Danau Toba yang menjadi salah satu destinasi prioritas Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Ada Festival Musik Tobatak 2017 yang berlangsung 12 Agustus 2017 di Tuk Siadong, Pulau Samosir.
Project Manager Tobatak Music Festival 2017 Henry Manik mengucapkan terima kasih kepada semua penonton serta seniman yang tampil menghibur para pengunjung Danau Toba tersebut. Dia meyakini ajang itu akan membuat musik Batak makin dikenal hingga mancanegara.
BACA JUGA: Ayo Ramaikan Festival Pesona Bunaken 2017!
"Kami sangat bangga mendapat dukungan dari semua seniman yang terlibat. Para pemain ini disatukan oleh semangat persahabatan dan tujuan bersama untuk lebih menyebar keindahan musik Batak ke seluruh nusantara dan dunia, imbas positifnya menyebar ke mana-mana termasuk pariwisata, wisatawan juga sangat happy dengan pertunjukan ini,” kata Henry.
Acara yang digelar untuk ketiga kalinya itu menampilkan Nadine Beller, Finalis di Eurovision Song Contest 2011, dan soprano Bernadeta Astari dari Belanda. Kedua artis internasional tersebut mempersembahkan lagu tradisional Batak, sementara Nadine Belier berkolaborasi dengan Tongam Sirait yang juga populer.
BACA JUGA: Kartini Menguras Air Mata Penonton di Wellington Selandia Baru
Selain Tongam, ada pula Hermann Delago, The J.B.'s Band, Viky Sianipar, Jajabi Band, Supra Purba Tambak, Punxgoaran, dan the Samisara Band. Menurut Henry, acara itu selain untuk menyuguhkan musik terbaik juga demi menarik wisatawan.
”Selain bertujuan untuk menjadi acara musik tahunan terbaik di dalam negeri serta menyebarkan musik merdu Batak yang unik, acara ini juga dimaksudkan untuk menarik lebih banyak wisatawan untuk menikmati kemegahan di sekitar Pulau Samosir dan di Danau Toba. Acara ini didukung sepenuhnya oleh Kabupaten Samosir serta komunitas etnis Batak yang tinggal di daerah tersebut. Sekali lagi terima kasih,” ujar Henry semringah.
BACA JUGA: Turi Beach Resort Gelar Festival Bali di Pulau Batam
Henry juga sangat bangga karena Samosir tak hanya jadi tujuan wisatawan, tapi juga memiliki acara musik kelas dunia selevel Java Jazz di Jakarta, the Lowland Fest di Belanda dan Rainforest World Music Fest di Malaysia.
Pagelaran musik internasional tersebut lebih menonjolkan penampilan lagu-lagu Batak lama. Penampilan lagu-lagu Batak lama ini diwujudkan sebagai upaya pihaknya menampilkan hal-hal baru bagi pengunjung.
Lagu Batak lama yang dimainkan memang sudah jarang ditampillkan di panggung seperti Rura Silindung, Ro Ho Saonari dan lagu-lagu ciptaan Nahum Situmorang.
Seluruh lagu batak yang ditampilkan di Open Stage Tuktut Siadong, Samosir itu dibawakan musisi asal Eropa. Dalam acara tersebut juga ada penampilan beberapa artis lokal seperti Jajabi Band (Supra Purba Tambak), Punxgoaran dan Samisara Band.
”Para artis sangat profesional, kemampuan musisi Eropa menyanyikan lagu Batak langsung dapat beradaptasi baik irama dan notasi dengan cepat,” katanya.
Sementara itu, Hermann Delago asal Austria mengatakan, dirinya sudah tidak asing lagi dengan lagu-lagu Batak. “Irama lagu Batak itu banyak persamaan dengan lagu Barat. Misalnya, lagu Di Dia Rokkaphi sama seperti lagu Don’t Cry for Me Argentina,” terangannya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengucapkan selamat dan sukses atas antusiasme dan suksesnya acara. Karena dengan festival musik berskala internasional maka akan semakin meningkatkan promosi dan keindahan Danau Toba ke seluruh dunia.
Pria asli Banyuwangi itu mengatakan bahwa kelompok etnis Batak telah lama dikenal karena bakat musik mereka dan juga kemampuan menyanyi yang luar biasa. "Sumatera Utara adalah tempat untuk musik dan tidak akan pernah ketinggalan oleh penyanyi hebat, baik dalam genre tradisional maupun modern, dengan pertunjukan level internasional maka destinasi kita juga akan mendunia," kata Arief.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kartini Menguras Air Mata Penonton di Selandia Baru
Redaktur : Tim Redaksi