jpnn.com, JAKARTA - Bank sentral AS atau Federal Reserve AS kembali menaikkan suku bunga 75 basis poin beruntun pada Rabu (2/11).
Dilansir dari Antara, kenaikan suku bunga The Fed merupakan yang keenam oleh Federal Reserve pada tahun 2022 dan kenaikan 0,75 poin persentase keempat berturut-turut.
BACA JUGA: Sinyal The Fed Bikin Investor Ketar-ketir, Rupiah Hari Ini Ambyar
The Fed memutuskan menaikkan suku bunga di tengah inflasi terburuk dalam empat dekade.
Selain itu, bank sentral menaikkan suku bunga pinjaman jangka pendek sebesar 75 basis poin ke kisaran 3,75 hingga 4,00 persen, level tertinggi sejak Januari 2008.
BACA JUGA: Ramalan BI soal Suku Bunga Acuan The Fed, Bakal Dahsyat!
Bank sentral dalam sebuah pernyataannya menyatakan akan memperhitungkan pengetatan kumulatif kebijakan moneter, kelambatan yang mempengaruhi aktivitas ekonomi dan inflasi, dan perkembangan ekonomi dan keuangan.
Kenaikan suku bunga diperkirakan akan mengurangi dompet konsumen, membuatnya lebih mahal bagi orang Amerika untuk melunasi utang atau mendapatkan hipotek (KPR).
Indeks harga konsumen yang diamati secara luas menunjukkan pada September bahwa inflasi turun sedikit menjadi 8,2 persen pada skala tahunan, tetapi naik sebesar 0,4 persen pada bulan ke bulan.
Di sisi lain, ada seruan dari anggota parlemen meningkat agar bank sentral menghentikan kenaikan suku bunganya, karena para kritikus khawatir hal itu dapat memicu ekonomi AS ke dalam resesi.
Kendati demikian, The Fed belum memberikan indikasi bahwa pihaknya akan berbalik arah, karena tujuan bank sentral adalah untuk menarik inflasi kembali ke target 2,0 persen, sekalipun upaya itu memicu resesi.
Namun, pasar tenaga kerja tetap kuat. Lowongan pekerjaan berlimpah dan pengangguran rendah.
Para ekonom memprediksi kemungkinan resesi tahun depan, terutama jika bank sentral terus menaikkan suku bunga dengan kecepatan yang agresif.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul