Sejumlah tokoh Aborijin mengaku terkejut dan kecewa atas penunjukan Tony Abbott sebagai utusan khusus urusan masyarakat pribumi oleh Pemerintah Federal.
Perdana Menteri Scott Morrison telah meminta Tony Abbott untuk mengisi tugas itu, dan informasi yang didapatkan ABC menunjukan kalau mantan PM itu secara prinsip telah menerima tawaran tersebut.
BACA JUGA: Kekerasan Negara Picu Gelombang Pendatang Ilegal Asal Vietnam
Masih ada sejumlah pertanyaan tentang posisi baru itu, termasuk bagaimana posisi itu akan melengkapi peran Menteri Urusan Masyarakat Adat dan Menteri Kesehatan Pribumi.
Menteri Urusan Adat, Nigel Scullion, mengatakan sementara rincian dari tugas utusan khusus itu memang masih harus disusun, dia menantikan kesempatan untuk bekerja dengan mantan PM Tony Abbot.
BACA JUGA: Ganti Baju di Lapangan, Petenis Perempuan Dinilai Langgar Kode Etik
"Tony Abbott adalah orang yang penuh semangat dan berkomitmen kepada warga pribumi Australia dan isu yang akan ia tangani kemungkinan besar adalah seputar memastikan bahwa kami menjaga agar negara-negara bagian â memprioritaskan permasalahan mereka," katanya.
Tetapi tanggapan dari beberapa pemimpin Aborigin sangat berbeda.
BACA JUGA: Gempa Bumi 7,1 Skala Richter Guncang Kaledonia Baru
Jackie Huggins, ketua bersama dari Kongres Nasional Masyarakat Pribumi Australia, mengatakan ada perasaan pesimisme di masyarakat.
"Bukankah kita sudah cukup dihukum dalam urusan masyarakat Pribumi? Berapa lama kita bisa bertahan dengan pemerintah paternalistik yang tidak memilih untuk melibatkan atau berbicara dengan kita?
"Tony Abbott memiliki rekam jejak dalam hal mengesampingkan warga aborijin atas hak mereka dalam mendapatkan keadilan sosial, dan juga dalam hal menentukan nasib sendiri.
"Nyaris muncul perasaan bahwa kepala pelindung kami [dengan kecenderungan sikap seperti itu] akan kembali mengunjungi kami. Dan kami semua sangat kecewa dengan apa yang terjadi."Kecewa utusan non-Aborijin
Ketua Dewan Tanah Aborigin New South Wales, Roy Ah See, yang juga berada di Dewan Penasihat Penduduk Pribumi untuk Perdana Menteri, mempertanyakan nilai dari peran dari utusan khusus masyarakat Aborjin.
"Ini adalah perkembangan mengejutkan, mengingat backbencher Tony Abbott telah berkomentar pekan ini bahwa portofolio urusan Pribumi membutuhkan otoritas perdana menteri agar seluruh masalahnya dapat diselesaikan," kata Ah See dalam sebuah pernyataan. Photo: Roy Ah See mengatakan penunjukan Tony Abbot merupakan perkembangan yang mengejutkan. (Supplied: Referendum Council)
"Isu ini tidak perlu mengerahkan seluruh orang turun ke daerah Aborijin, tapi itu membutuhkan seseorang di puncak pemerintahan untuk menanganinya.
"Kami meminta suara kepada Parlemen agar Parlemen dapat mendengar langsung dari kami, dan sebagai gantinya kami mendapat utusan non-Aborigin untuk menafsirkan kebutuhan kami dan solusi yang dihasilkan."
Ketika menjabat sebagai perdana menteri, dia melakukan lawatan ke komunitas terpencil yang menuai sorotan dan memindahkan portofolio urusan masyarakat pribumi ke kantor Perdana Menteri dan Kabinet.
Tetapi dia berulang kali menuai kecaman, terutama karena komentarnya tentang usulan penutupan beberapa komunitas pribumi terpencil.
Asisten Juru bicara urusan pribumi dari Partai Buruh, Â Pat Dodson mengatakan peran baru Abbott itu sebuah penghinaan.
"Tony Abbott memiliki kesempatan sebagai perdana menteri untuk melakukan hal-hal untuk warga pribumi Australia dan  ia gagal melakukannya," kata Senator Dodson.
"Dia memiliki sikap yang kuno dalam hal budaya masyarakat Bangsa Aborijin, terutama di komunitas terpencil ... dan menggambarkan mereka sebagai pilihan hidup.
"Ia melakukan kunjungan untuk memberi tahu orang tua dan anak-anak, dan memberitahu bagaimana cara bekerja dan bagaimana melakukan sesuatu itu adalah penghinaan. Kita harus memiliki seorang utusan Pribumi di wilayah pemilihannya yang memberitahukan kepadanya bagaimana dia seharusnya berperilaku."
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tren di Jejaring Sosial Australia: Tarian Memanggil Hujan #CoonambleRaindance