jpnn.com, SUMATERA BARAT - Para tokoh agama di Kabupaten Padang Pariaman sangat menghormati perjuangan Anggota DPR RI, Mulyadi di parlemen.
Pasalnya, selama 10 tahun berkiprah di Senayan, Mulyadi telah berbuat banyak untuk kepentingan dan kebutuhan masyarakat Sumatera Barat (Sumbar).
BACA JUGA: Masyarakat yang Minta Mulyadi Maju Jadi Gubernur Sumbar
"Pak Mulyadi sangat amanah kepada masyarakat, apa yang menjadi aspirasi masyarakat beliau perjuangkan di pemerintah pusat," ungkap Tokoh Agama Padang Pariaman, Tuanku Bagindo Datuk Bandaro Putih M. Hosen.
Menurut Hosen, Mulyadi berkontribusi meningkatkan hasil pertanian masyarakat. Hosen melihat Mulyadi sebagai sosok yang getol mendorong pemerintah pusat untuk membangun saluran irigasi Batang Anai II di Padang Pariaman.
BACA JUGA: Tokoh Milenial Padang Dukung Program Sumbar Sehat Mulyadi
Berkat kerja kerasnya tersebut, kini lahan pertanian seluas 14 ribu hektare di Padang Pariaman tidak lagi mengandalkan air tadah hujan. Sehingga, hal tersebut meningkatkan perekonomian para petani sekitar.
Sebelum irigasi tersebut dibangun, masyarakat selalu terancam gagal panen setiap tahunnya, namun saat ini para petani bisa panen minimal dua kali dalam setahun.
BACA JUGA: Tokoh Sumbar Imbau Masyarakat Dukung Mulyadi jadi Gubernur Sumbar
"Pak Mulyadi yang mendorong percepatan penyelesaian pembangunan saluran irigasi Batang Anai II tersebut, masyarakat khususnya yang petani sangat terbantu," ujarnya.
Sementara, Tokoh Agama Padang Pariaman lainnya, Muhammad Nursendi juga menyatakan Mulyadi sangat berperan besar dalam memudahkan masyarakat untuk menunaikan ibadah di masjid.
Berkat bantuan Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) dan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU TS) yang dicetuskan Mulyadi, masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan tidak lagi kesulitan untuk menuju ke rumah ibadah.
"Dengan PPIP pak Mulyadi membantu masyarakat membangun jalan pedesaan dan ditambah lagi dengan PJU TS untuk penerangan, masyarakat tak lagi kesulitan berjalan atau berkendara menuju masjid," kata Nursendi.
"Kalau dulu jalan susah dilalui karena masih jalan tanah dan tidak ada penerangan, ketika penerangan jalan masuk para jemaah khususnya ibu-ibu mudah untuk ibadah malam atau subuh," pungkasnya.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy