jpnn.com - BANDUNG - Direktur Eksekutif Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA Toto Izul Fatah menyebut ada seorang tokoh yang berpotensi mendongkrak suara Prabowo Subianto di Jawa Barat pada Pemilu 2024.
Tokoh yang dimaksud bukan Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
BACA JUGA: Presiden PKS Beri Sinyal Begini Soal Wacana Ganjar Berduet dengan Anies
Toto lantas menyebut nama Dedi Mulyadi.
"Ada beberapa faktor kenapa Dedi Mulyadi bisa mendongkrak suara Gerindra di wilayah Jawa Barat pasca-hijrahnya dari Golkar ke Gerindra," ujar Toto dalam keterangannya, Selasa (22/8).
BACA JUGA: Hadir di Yogyakarta, Para Akademisi dan Guru Mendeklarasikan Diri Dukung Ganjar
Toto menyebut Dedi Mulyadi berbekal suara tertinggi di Jabar pada Pemilu Legislatif 2019 lalu, mencapai 206.291 suara.
Dedi juga dinilai gencar turun ke bawah, melakukan sosialisasi tentang Partai Gerindra dan kandidat capres Prabowo Subianto.
BACA JUGA: Gibran: Santai, Saya Gaspol Kalau Sudah Ada Arahan
Toto menanggapi sejumlah manuver mantan bupati Purwakarta dua periode itu yang kini cukup rajin berkeliling Jawa Barat menyapa rakyat setelah resmi pindah ke Gerindra.
Menurut Toto, pekerjaan rumah terbesar Dedi Mulyadi sekarang ini mengonversi suara 200 ribu lebih yang memilihnya pada Pemilu Legislatif 2019, pindah menjadi suara Gerindra.
Termasuk mengubah suara sebanyak itu menjadi suara yang memilih kandidat capres pilihannya, yakni Prabowo Subianto.
“Bagi Kang Dedi seharusnya tidak susah. Kenapa? Karena kecenderungan pemilih dia selama ini masuk dalam kategori strong supporter."
"Tinggal bagaimana mempercepat pengenalan ke sebanyak-banyaknya publik yang memilihnya bahwa Kang Dedi sudah pindah ke Gerindra,” katanya.
Atas hal itulah, kata Toto, Dedi gencar melakukan aneka program menyapa rakyat, salah satunya dengan kemasan seni dan budaya, untuk sekaligus menyosialisasikan rumah baru politiknya, yakni Gerindra.
Sejauh ini, Dedi Mulyadi juga dinilai tak lagi sungkan, bahkan vulgar menyebut dirinya bakal caleg Gerindra dengan kandidat presiden pilihannya Prabowo.
“Di beberapa kesempatan bikin kegiatan, Kang Dedi tak pernah ragu menyatakan dirinya sekarang Gerindra dan capresnya Prabowo."
"Pernyataan tegas ini penting dan strategis buat mengonversi suara pemilihnya menjadi suara partai dan suara yang memilih Prabowo."
"Sebab, tanpa melakukan itu, keberadaan Dedi tak akan memberi efek elektoral buat partai,” tegasnya.
Dalam kaitan inilah, Toto membedakan Dedi Mulyadi dengan Ridwan Kamil.
Meski di sejumlah lembaga survei dalam tujuh bulan lalu masih unggul di atas Dedi, suara Ridwan Kamil tak akan banyak memberi berkah elektoral kepada Golkar.
Masih menurut survei, publik belum banyak yang tahu Ridwan Kamil sudah resmi sebagai kader Golkar.
Dalam analisis Toto, hal itu terjadi karena Ridwan Kamil dalam pengamatannya belum segencar Dedi dalam menyosialisasikan dirinya sebagai kader Golkar.
Karena itu suara pemilih Ridwan Kamil yang cukup besar itu belum bisa dikonversi menjadi suara partai.
Padahal, dari minimal suara strong supporternya yang kurang lebih 20 persen, sangat potensial ikut pilihan politiknya Ridwan Kamil, baik partai maupun kandidat presiden yang didukung.
“Saya tak tahu pertimbangannya, kenapa Ridwan Kamil belum melakukan sosialisasi yang massif soal posisi politiknya saat ini yang sudah menjadi kader Golkar."
"Padahal, itu penting dilakukan jika ingin memberi insentif elektoral kepada Golkar. Termasuk, insentif elektoral buat kandidat presidennya,” kata Toto. (Antara/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kuasa Presiden Batal Mengajukan Ahli di Uji Materiel Batas Usia Capres dan Cawapres
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang