jpnn.com, JAKARTA - Posisi wakil gubernur DKI Jakarta kosong setelah Sandiaga Uno maju mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2019. Sandiaga mengundurkan diri sebagai wakil gubernur DKI Jakarta sejak 9 Agustus 2018 lalu.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (LAKSAMANA) Samuel F. Silaen menyayangkan proses pengisian posisi Wakil Gubernur DKI Jakarta yang berlarut-larut tersebut.
BACA JUGA: Sandiaga Uno Tolak Tawaran Prabowo Subianto untuk Jadi Wagub DKI Lagi
“Apalagi lambatnya proses itu bukan karena alotnya perdebatan mengenai kapasitas dan kualitas calon pengganti Sandiago itu,” kata Silaen dalam keterangan persnya, Sabtu (16/11).
Menurut Silaen, kisruh nama Wakil Gubernur Anies Baswedan muncul lagi saat Ketua DPD Gerindra DKI M Taufik menyodorkan empat nama baru untuk menjadi DKI 2. Mereka adalah Arnes Lukman, Ferry Juliantono, A Riza Patria, dan Saefullah (Sekda DKI Jakarta).
BACA JUGA: M Taufik Soal Wagub DKI Setelah Sandiaga Uno Kembali Aktif di Gerindra
Dari empat nama yang diusulkan untuk kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta itu, ada nama Ahmad Riza Patria yakni sosok yang sudah tidak asing lagi bagi aktivis Batavia. “Beliau punya jam terbang, kompeten dan mumpuni untuk mengurusi kampung Jakarta,” katanya.
Silaen mengatakan kini saatnya Ahmad Ariza Patria yang biasa disapa Ariza, sudah malang melintang di tanah betawi, mantan Ketua KNPI Jakarta ini sudah cocok menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Gubernur yang sekarang ini.
BACA JUGA: Riza Patria: Prabowo - Sandi Jangan Disalahkan
Menurut Silaen, sejarah mencatat bahwa Ariza Patria sudah pernah maju menjadi Calon Wakil Gubernur dari Hendardji Supandji yang mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta bersama cawagub Ariza Patria.
Semua berpangkal hanya gara-gara dua partai politik, yakni Gerindra dan PKS yang menurut undang-undang memang punya hak mengajukan calon pengganti-berebut posisi dan tarik-menarik politik kepentingan.
“Sudah terlalu lama Gubernur Jakarta ibarat 'single parent' sehingga Jakarta terlihat 'ora urus' yang rugi siapa? itulah gambaran Jakarta kini,” ujar pengamat politik milenial ini.
Silaen ikut menyoal alasan para politikus di DPRD DKI Jakarta begitu lama dalam memutuskan siapa nama yang akan menjadi Wakil Gubernur untuk mengganti Sandiaga Uno.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kini berseteru dengan Gerindra terkait kursi Wakil Gubernur DKI sebagai partai pengusung Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2017- 2022. Dulu mesra kini kelihatan pecah kongsi. Inilah yang menjadi persoalan sekutu dalam Pilkada DKI itu. Hingga kini belum sepakat untuk mendukung siapa Wakil Gubernur DKI Jakarta pengganti Sandi Uno," ujar Silaen yang juga relawan Jokowi-Amin.
PKS menagih janji soal Wakil Gubernur DKI Jakarta ke Gerindra. Bahkan PKS mengatakan tidak etis kalau komitmen yang sebelumnya diutarakan Ketum Gerindra Prabowo Subianto itu tak ditepati.
Akibat kekosongan itu, kepemimpinan di Jakarta pun menjadi pincang lantaran Gubernur Anies Baswedan harus bekerja sendirian dalam mengurusi pelbagai masalah di Ibu Kota yang kompleks.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich